GELORA.CO - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menilai sambutan luar biasa atas kepulangan Habib Rizieq Shihab merupakan fenomena baru dalam gerakan politik Islam di Indonesia. Jumlah massa yang sangat besar menunjukkan bukti kuatnya pengaruh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
"Sambutan besar-besar saat kepulanagan HRS mempertegas bahwa ia telah menjadi fenomena baru dalam gerakan politik Islam di Indonesia. Kepemimpinan dan pengaruh HRS sangat nyata," ujar Zaki, Minggu (15/11/2020).
Menurut dia, massa yang ”mengepung” setiap kehadirannya seperti acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Jakarta Selatan dan Petamburan serta kunjungan ke Pondok Pesantren di Megamendung, Bogor hingga adalah fakta bahwa Habib Rizieq sedang menjadi sandaran sebagian umat Islam, lebih dari sebelumnya.
"Keberadaannya menjadi sangat diperhitungkan. Tidak banyak pemimpin Islam saat yang mampu memobilisasi massa sebanyak itu. Belum lagi militansi pengikutnya yang tinggi," imbuh dia.
Dia menilai Habib Rizieq datang di waktu yang tepat, yakni di saat kepemimpinan Islam di Indonesia secara umum mengalami kemerosotan. Pada konteks inilah Habib Rizieq dinilai mampu menjembatani aspirasi arus bawah.
"Kesenjangan antara elite-elite Islam dengan aspirasi arus bawah mampu dijembatani HRS. Dengan populisme Islam yang mengusung 'nahi mungkar,' ia berhasil muncul sebagai sosok pemimpin baru," jelasnya.
"Suka tidak suka, dengan kekuatan objektif HRS, pemerintah pun pada akhirnya harus lebih memperhitungkan dia. Tekanan-tekanan kepada HRS selama ini justru membuat namanya makin berkibar. Oleh pengikutnya ia dipuja-puja sebagai seorang pahlawan yang berani berkorban untuk kepentingan umat," pungkasnya. (*)