GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyerukan agar perhitungan suara ulang di negara bagian Georgia dihentikan karena terdapat peluang penipuan.
Trump mengatakan, perhitungan ulang suara secara manual di Georgia hanya membuang-buang waktu karena tidak menunjukkan tanda tangan yang cocok sehingga menjadi peluang kecurangan.
"Batalkan perhitungan ulang sampai memungkinkan. Jangan biarkan Kaum Kiri Radikal MENCURI LAGI PEMILIHAN!" cuit Trump dalam akun Twitter-nya, @realDonaldTrump pada Sabtu (14/11).
Pada hari yang sama, tim kampanye Trump telah mengajukan banyak gugatan hukum di beberapa negara bagian, termasuk Pennsylvania, Michigan, Georgia, Arizona, dan Nevada, mengklaim adanya penyimpangan dalam pemilihan.
"Ada bukti luar biasa dari penipuan pemilih yang tersebar luas karena ada bukti yang tak terbantahkan bahwa pengamat pemilu Republik kami tidak diizinkan untuk hadir di ruang perhitungan suara Michigan, Pennsylvania, Georgia, dan lainnya. Inkonstitusional!" kata Trump.
Seiring dengan klaim itu, kepala pejabat pemilihan Wisconsin, Meagan Wolfe, mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan kemungkinan penghitungan ulang suara.
Tetapi, kantor Sekretaris Negara Bagian Pennsylvania Kathy Boockvar mengatakan pihaknya tidak akan melakukan penghitungan ulang suara karena margin antara kedua kandidat terlalu besar. Joe Biden telah mendapatkan 49,86 persen suara melawan 48,9 persen Trump.
Sejumlah media AS telah mengklaim Biden sebagai pemenang pemilihan. Ia juga telah menyampaikan pidato nasional untuk menyatakan kemenangannya.
Meski begitu, hasil pemilu masih diperdebatkan dan belum disertifikasi.
Trump mengatakan dia menang tetapi kemenangan itu dicuri darinya melalui penipuan besar-besaran. (RMOL)