GELORA.CO - Kemunduran demokrasi sebagai sistem politik yang berjalan di Indonesia telah mengalami kemunduran sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun mulai jelas terasa pada periode kedua Presiden Joko Widodo.
Begitulah yang diungkapkan peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto, dalam diskusi virtual bertajuk "Refleksi Ekonomi Politik Satu Tahun Joko Widodo-Ma'ruf Amin" Kamis (5/11).
"Demokrasi kita mengalami kemunduran bahkan berbalik ke arah otoritarianisme. Sejak kapan? Sebenarnya berbagai literatur mengungkapkan kemandekan demokrasi terjadi pada massa akhir Presiden SBY," ungkap Wijayanto.
"Namun kemunduran paling jelas terasa pada periode kedua Jokowi," sambungnya.
Lebih lanjut, Wijayanto mengutip sebuah literatur hasil kajian Eve Warburton, yang merupakan seorang ilmuwan politik dari University of Singapore. Di mana, Eve mengkaji model demokrasi era Presiden Jokowi yang ternyata memiliki kemiripan dengan orde baru.
"Eve Warburton menyatakan Jokowi mengambil satu model pembangunan yang ada kemiripan dengan orde baru. Fokusnya sangat sempit pada pembangunan infrastruktur, kemudian diregulasi dengan perampingan peraturan," ujar Wijayanto.
"Bahwa model pembangunan Jokowi fokus ke infrastruktur, sehingga mengabaikan hal lain seperti lingkungan dan pemenuhan HAM," tambahnya(RMOL)