GELORA.CO -Maskapai penerbangan Meksiko Aeromexico berencana memecat 1.830 karyawan sebagai langkah penghematan biaya perusahaan. Sebab saat ini keadaan perusahaan tengah terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Kamis (5/11/2020) karyawan yang akan terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) diantaranya 855 dari serikat pekerja dan 975 non-serikat. Perusahaan mengungkap, PHK ini akan menghemat biaya US$ 44 juta setara Rp 638 miliar (kurs Rp 14.500) bagi perusahaan tiap tahunnya.
PHK yang direncanakan Aeromexico telah diajukan kepada pengadilan Meksiko. Menurut pengajuan itu, perusahaan meminta izin melakukan PHK, namun tidak merinci posisi apa saja yang akan terkena PHK. Namun, pemangkasan ribuan karyawan ini akan merugikan perusahaan US$ 31 juta di awal.
Pada Juni lalu Aeromexico telah menyatakan bangkrut. Perusahaan pun juga telah memproses restrukturisasi Bab 11 di Amerika Serikat, menjadi maskapai penerbangan Amerika Latin ketiga yang mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Perusahaan pun telah menerima persetujuan untuk pembiayaan hingga US$ 1 miliar. Menurut pernyataan yang diajukan ke bursa saham Meksiko, Aeromexico telah mengurangi tenaga kerjanya hampir 2.000 posisi di kuartal-II, dan memangkas 96 orang lagi di kuatal-III 2020.
Meski telah dinyatakan bangkrut, pada kuartal-III 2020 perusahaan membukukan kerugian bersih US$ 130 juta akibat tekanan dari pandemi COVID-19. Saham Aeromexico pada hari Rabu turun 3,82%.(dtk)