GELORA.CO - Unjuk rasa pasca pilpres Amerika Serikat (AS) yang berujung rusuh di Portland, Oregon, telah memicu pengerahan Garda Nasional. Otoritas negara bagian Oregon melaporkan tindak kekerasan terjadi secara luas di pusat kota Portland, kota terbesar di negara bagian tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (5/11/2020), Gubernur Oregon, Kate Brown, mengaktifkan pengerahan Garda Nasional Oregon beberapa saat setelah Kantor Sherif Multnomah County menetapkan situasi kerusuhan di pusat kota Portland pada Rabu (4/11) malam waktu setempat.
Laporan Kantor Sherif Multnomah County menyebut para perusuh di Portland melakukan aksi perusakan properti. Media lokal KPTV juga melaporkan bahwa para perusuh melakukan vandalisme terhadap gedung-gedung setempat, termasuk memecahkan kaca jendela salah satu gereja, kemudian merusak mesin ATM dan membakar sebuah bendera Amerika di tengah jalan.
"Kekerasan yang luas terjadi di pusat kota Portland. Demi keselamatan publik, Gubernur Kate Brown, di bawah nasihat Komando Bersatu, telah mengaktifkan pengerahan Garda Nasional Oregon untuk membantu penegakan hukum setempat dalam merespons setiap tindak kekerasan, dan untuk menjaga ketertiban umum dan memastikan keamanan masyarakat," demikian pernyataan Kantor Sherif Multnomah County.
"Personel Garda Nasional terlatih dalam pengendalian massa dan akan berkoordinasi dengan tim respons setempat," imbuh pernyataan itu.
Negara bagian Oregon diketahui menjadi lokasi unjuk rasa rutin selama beberapa bulan terakhir. Dalam aksi terbaru pasca pilpres, para demonstran di Portland memprotes berbagai isu, termasuk kebrutalan polisi dan proses penghitungan suara pilpres.
Setelah pengerahan Garda Nasional diumumkan, sejumlah besar kendaraan militer terpantau berpatroli di jalanan Portland. Para personel Garda Nasional yang bersenjata lengkap disiagakan di beberapa area unjuk rasa.
Dalam pernyataan terbaru via Twitter, Kantor Sherif Multnomah County mengumumkan 11 orang ditangkap terkait kerusuhan di Portland.
Diketahui bahwa warga AS di berbagai wilayah turun ke jalanan untuk meminta setiap suara pemilih dalam pilpres tahun ini dihitung, setelah Presiden Donald Trump yang tanpa dasar mengklaim ada penipuan besar dalam pilpres dan menyatakan akan mengambil langkah hukum di beberapa negara bagian.(dtk)