GELORA.CO - Ingar bingar tentang figur calon menteri kelautan dan perikanan (KP) definitif pengganti Edhy Prabowo terus menjadi sorotan publik saat ini.
Sejumlah nama mulai bermunculan di media massa beberapa hari terakhir terkait siapa calon orang nomor satu di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut.
Di antara nama yang muncul ada Susi Pudjiastuti yang pernah menempati jabatan sama. Ada pula politisi, aktivis nelayan serta akademisi dari berbagai kampus yang juga mewarnai bursa calon nakhoda baru KKP.
Saat ini jabatan Menteri KP Ad Interim dipegang oleh Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut B Panjaitan.
Di luar beberapa nama tersebut ada satu nama yang kerap dilupakan publik namun bisa menjadi kuda hitam dalam kandidat pilihan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri KP. Dia adalah Deputi Bidang Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanuddin.
Sebagai orang yang berpengalaman di bidang kelautan dan perikanan, pria kelahiran Makassar tahun 1961 itu patut dipertimbangkan menjadi Menteri KP.
Mantan Ketua Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) Renaldi Bahri Tambunan mengatakan Safri merupakan sosok yang tepat untuk menjalankan visi Presiden Jokowi di sektor kelautan dan perikanan.
“Pos Menteri Kelautan dan Perikanan harus diisi oleh orang yang berpengalaman dan mengerti betul soal kelautan dan perikanan. Kriteria itu sangat diperlukan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia dan Pemulihan Ekonomi Nasional khususnya di bidang sumber daya kelautan kita,” ucap Renaldi dalam keterangannya, Senin (30/11).
Safri yang merupakan Marine geology di Université de Bretagne-Occidentale, Prancis itu mengawali karir birokrasinya di KKP saat awal berdiri di era Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur).
Kemudian sempat ke Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) dan akhirnya berlabuh di Kemenko Marves sejak 2014.
Renaldi yang pernah berkolaborasi dengan Kemenko Marves (dulu kemaritiman) dalam program Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) di tahun 2015 sangat memahami bagaimana kinerja Safri. Acara tersebut berakhir dengan sukses dan menjadi program rutin Kemenko Marves hingga tahun 2019.
“Pak Safri saya lihat sebagai orang yang visioner dalam menjalankan program-program yang memajukan sektor kelautan kita. Dia juga bisa bekerja sama dengan siapa saja. Saya kira karakter ini yang diperlukan sesuai arahan presiden,” ungkapnya.
“Pengalaman sebagai Ketua ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia-red) merupakan modal yang progresif bahkan inovatif dalam mengelaborasi peran akademisi dan mencetak kader-kader bidang kelautan perikanan,” tambah dia.
Safri menjabat sebagai Deputi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman pada periode 2014-2019. Saat ini, nama deputinya berubah menjadi Sumber Daya Maritim dan banyak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan tupoksi KKP.
Perintah Presiden Jokowi untuk Menteri KP Edhy Prabowo di tahun 2019 ialah memperbaiki komunikasi dengan nelayan dan majukan sektor perikanan budidaya. Berbagai program telah dijalankan oleh Edhy Prabowo sesuai instruksi tersebut, hanya saja bekas Ketua Komisi IV DPR itu belum tuntas dalam pencapaiannya.
Renaldi berharap, Safri bisa mengemban tugas itu nantinya jika pilihan presiden jatuh kepada dirinya.
“Dengan pengalaman dan kapasitasnya saya kira itu sangat menentukan visi kelautan kita mau dibawa ke mana ke depannya. Saya kira Pak LBP juga berharap Menteri KP definitif merupakan orang yang bisa diajak kerja sama dan sudah terjalin komunikasi yang baik,” pungkas Renaldi.
Terpisah, Akademisi Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Palu, Yeldi S. Adel, menyebut Safri merupakan sosok akademisi-birokrat yang layak menjadi Menteri KP definitif.
“Banyak akademisi tapi belum memiliki pengalaman di bidang birokrasi. Untuk Pak Safri saya melihat ada keduanya. Tentu basic itu akan cepat menerjemhakan seluruh araha presiden ke dalam program-program yang konkret,” kata Yeldi.
Lebih lanjut, dia mengatakan track record Safri setahun terakhir ini juga bisa dilihat dalam mengoordinasikan sektor kelautan dan perikanan. Misalnya dalam penanganan Sungai Citarum dan pemulihan ekonomi nasional melalui Indonesia Coral Reef Garden (ICRG). Terlihat dua program ini berjalan dengan baik.
“Dalam pembenahan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di beberapa daerah di Indonesia, Pak Safri juga banyak terlibat. Yang paling kelihatan salah satunya di Kepulauan Natuna yang merupakan kawasan strategis dalam aspek geopolitik dan geoekonomi kita,” terangnya.
Masih kata Yeldi, Safri juga terlihat turut menggenjot produksi garam nasional kita agar Indonesia tidak bergantung lagi pada garam impor.
“Begitu juga dalam sektor perikanan budidaya, Pak Safri terlihat begitu masif melakukan koordinasi dalam mewujudkan perintah presiden di sektor ini, salah satunya target produksi udang 250 persen di tahun 2024,” bebernya.
“Pembenahan sektor kelautan dan perikanan ke depan tentu membutuhkan menteri yang tidak hanya teori tapi juga mampu bekerja cepat,” tandas Yeldi.
Sepak terjang Safri tentunya akan mendapat perhitungan. Kandidat kuda hitam dalam percaturan menebak siapa pengganti Edhy layak disematkan kepadanya. Kita tinggal tunggu langkah yang akan ditetapkan oleh Presiden Jokowi beserta masukan-masukan dari tim dan para pembantunya. Tentu sektor kelautan dan perikanan yang maju dan membawa kesejahteraan buat bangsa menjadi harapan kita semua.[]