GELORA.CO -Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menjelaskan soal adanya massa dari berbagai daerah yang menghadiri acara haul Syekh Abdul Qodir Jailani di Ponpes Al-Istiqlaliyyah di Pasar Kemis pada Minggu (29/11) kemarin. Pemkab menurutnya sudah melakukan berbagai upaya agar warga tidak hadir.
Zaki menjelaskan, pada 17 November, pihaknya sudah memanggil panitia. Dikatakan bahwa Tangerang berada di zona oranye dan minta acara ditunda. Terjadi kesepakatan dilakukan dua opsi yaitu ditunda atau dibatasi penyelenggaranya.
Hasil rapat itu kemudian dibawa ke tingkat Provinsi Banten. Pada 18 November, ia datang ke Gubernur Banten bersama Kapolda Banten, Kapolres Tangerang, Dandim, Camat Pasar Kemis. Opsi yang disepakati sebelumnya disetujui dan disampaikan ke panitia.
Keesokan harinya, pada 19 November, pihaknya mengundang panitia bersama juga hadir Sekda, Asda. Selain menawarkan opsi sebelumnya, Zaki juga tetap meminta acara agar ditunda.
"Dapat informasi bahwa opsi yang diterima dibatasi pelaksanaan haulnya hanya untuk santri Ponpes beserta keluarga besar," ujar Zaki di Tangerang, Senin (30/11/2020).
Usai pertemuan, pihaknya memanggil seluruh camat se-Tangerang dan meminta agar alim ulama, tokoh masyarakat diimbau tidak menghadiri haul. Untuk warga disediakan live streaming dan acara disiarkan langsung melalui tv lokal. Spanduk, baliho dan imbauan dibuat di seluruh Tangerang.
Tidak berhenti di situ, pada 23 November juga dilakukan koordinasi dengan polisi, FKUB, DMK masjid, MUI dan pihak pondok pesantren. Di situ, Pemda menerima surat pembubaran kepanitian karena acara dilakukan terbatas. Haul katanya hanya diikuti oleh santri yang menetap di pesantren sebanyak 1.200 orang dan keluarga besar sebanyak 300 orang.
"Ini kesepakatannya, kemudian menyediakan protokol kesehatan, tanda pengenal, wastafel, sampai penyiapan rapid tes," tambahnya.
Setelah itu, seluruh pedagang, tenda-tenda di sekeliling pesantren juga dibongkar. Imbauan ke tokoh agama, DKM, MUI terus dijalankan agar warga tak hadir ke lokasi. Bahkan, Pemda melayangkan surat peringatan kepatuhan protokol kesehatan.
"Jadi kami tiga pilar sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak hadir. Bahkan secara informal sudah berbicara dengan bupati lebak, wali kota Tangerang, untuk ikut menghimbau agar tidak ke acara haul tsb," ujarnya.
Pada H-1, Kapolres Tangerang bahkan sudah melakukan apel penjagaan. Ada 800 personel yang menjaga di sekitar lokasi agar warga tidak datang. Namun, masyarakat tetap datang berbondong-bondong ke lokasi. Kapolda Banten sendir bahkan turun ke lokasi memberikan imbauan.
"Saat penyelenggaraan ternyata antusias masyarakat semangat masyarakat tidak bisa terbendung, mulai dari pukul 8 malam sampai dengan pukul 7 pagi, berbondong jalan kaki, dari batas penyekatan keluar sampai ke lokasi, masyarakat berbondong2 dan berjalan kaki. 800 personel tidak mungkin menahan ribuan masyarakat yang hadir saat itu," jelasnya.(dtk)