GELORA.CO - Pengakuan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab bahwa dirinya memiliki perjanjian dengan Badan Intelijen Negara (BIN) membuat Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule terheran-heran.
Sebab jika pengakuan Habib Rizieq benar, maka baru kali ini Iwan Sumule mendengar intelijen bisa membuat surat perjanjian dengan orang perorangan.
“Saya kira hanya polantas, langgar rambu langsung tilang. Rupanya notaris juga,” sindirnya yang keheranan, saat berbincang dengan redaksi, Rabu (11/11).
“Intelijen kok buat surat perjanjian,” sambung Iwan Sumule.
Dia menjelaskan bahwa sebuah badan intelijen harus memiliki prinsip yang dipegang kuat. Prinsip yang dimaksud adalah berhasil tidak dipuji dan hilang tidak dicari.
Sementara pengakuan Habib Rizieq, lanjutnya, menunjukkan bahwa intelijen Indonesia tidak memegang teguh prinsip tersebut.
“Intelijen kok macam anak pencinta alam saja yang punya ‘conduct of ethics’, jangan tinggalkan apa-apa di gunung, gua, atau tebing selain tinggalkan jejak,” sindirnya lagi.
Menurutnya pernyataan Habib Rizieq harus segera dikonfirmasi oleh pihak intelijen. Sebab, jika dibiarkan liar, maka akan liar juga pandangan masyarakat.
Apalagi, dalam kasus ini, Habib Rizieq kerap diekspos sebagai DPO negara di dalam negeri.
“Sementara intelijen negara malah membuat perjanjian dengan DPO negara,” tutupnya.
Habib Rizieq sempat bercerita kepada para umatnya bahwa dia sempat diperiksa oleh badan intelijen Arab Saudi. Berdasarkan laporan badan intelijen Saudi itu, disebutkan bahwa Habib Rizieq sedang dikejar-kejar oleh BIN.
Habib Rizieq lantas membuktikan bahwa dirinya tidak sedang dalam pengejaran. Dia mengaku sempat menunjukkan dokumen perjanjiannya dengan BIN kepada pihak Saudi.
"Saya punya dokumen perjanjian antara saya dengan Badan Intelijen negara Indonesia, saya terjemahkan lagi dalam bahasa Arab," ujar Habib Rizieq menceritakan saat dirinya diinterogasi intelijen Saudi.
"Resmi di situ. Dokumen ini kan belum saya buka ke masyarakat. Saya pikir nggak ada perlunya saya buka, kecuali darurat. Saya tunjukkan, mereka (intelijen Saudi) kaget,” demikian ceritanya. (RMOL)