GELORA.CO - Pendiri dan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menegaskan bahwa dirinya dan umat yang selama ini terus mengkritisi kebijakan pemerintah bukanlah musuh negara. Dia menekankan, peluang rekonsiliasi sangat terbuka.
Habib Rizieq mengatakan, dirinya jelas-jelas memusuhi kezaliman, kemunafikan, kecurangan dan kejahatan yang ada.
“Jadi, kita itu bukan musuh negara, bukan musuh tentara, bukan musuh polisi. Yang kami lawan adalah kezaliman. Kejahatan. Tidak ada kompromi soal itu,” tegas Habib Rizieq dalam pertemuan dengan para pengikutnya yang disiarkan Channel YouTube Front TV, Selasa (10/11/2020).
Pertemuan tersebut berlangsung sekitar dua jam dan dimulai bada asar tadi. Habib Rizieq mengenakan busana muslim putih-putih dipadu sorban hijau-putih. Dia duduk bersila berbicara di hadapan puluhan pengikutnya.
Menurut Habib Rizieq, pihaknya mengapresiasi apabila pemerintah menjalankan negara dengan baik. Sebaliknya, dia akan memimpin perlawanan apabila pemerintah mengeluarkan banyak kebijakan yang berpotensi menghancurkan akhlak bahkan merusak agama. Habib Rizieq kembali menyinggung gerakan revolusi akhlak yang sebelumnya sempat diucapkannya.
“Jangan takut dengan istilah revolusi. Itu maknanya kan perubahan drastis dan mendasar. Jadi kita mengajak hijrah menjadi lebih baik,” kata pria berusia 55 tahun ini.
Dia juga menekankan, peluang rekonsiliasi terbuka dengan syarat semua pihak mendasarkannya pada niat dan tekad baik. “Kalau didasari kezaliman, kecurangan, ya tidak mungkin ada rekonsiliasi,” ujarnya.
Ayah tujuh anak ini juga mengungkapkan bahwa dirinya akan segera melakukan safari dakwah ke berbagai daerah di Indonesia. Yang terdekat, Kamis 12 November 2020, Habib Rizieq akan mengahdiri acara Maulid Nabi di kawasan Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Habib Rizieq pun sempat menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi yang telah banyak membantunya selama 3,5 tahun terakhir. []