GELORA.CO - Pemkab Magelang, Jawa Tengah, menambah 35 titik lokasi pengungsian untuk antisipasi erupsi Gunung Merapi yang saat ini berstatus Siaga (level III). Lokasi pengungsian yang disiapkan ini sebagian besar menempati sekolahan yang telah dibuat bilik-bilik.
Berdasarkan pantauan detikcom, salah satunya di SMP Negeri 1 Kota Mungkid yang dipersiapkan sebagai lokasi pengungsian. Di sekolah ini disediakan enam ruang kelas, di mana satu kelas telah dibuat tujuh bilik. Sehingga total ada 42 bilik yang nantinya akan ditempati 42 kepala keluarga (KK).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengatakan lokasi pengungsian saat ini ada sembilan titik yang sudah ditempati pengungsi kelompok rentan dari 11 dusun di empat desa. Kemudian, saat ini ditambah lagi 35 titik yang tersedia 1.313 bilik.
"Awal ada sembilan titik ditempati, kemudian sekarang tambah 35 lagi sehingga sekarang sudah tersedia 1.313 bilik. Sementara untuk KK di 11 dusun di empat desa ada 1.028 KK," kata Edy, Sabtu (14/11/2020).
Dengan tersedia 1.313 bilik tersebut, lanjut Edy, nantinya masih ada bilik yang kosong untuk cadangan. "Dari 1,313 itu artinya masih ada bilik yang masih kosong nantinya untuk persediaan. Tapi sekali lagi itu untuk empat desa dengan 11 dusun, belum seluruh dusun," ujarnya.
Di wilayah Kabupaten Magelang, warga yang mengungsi yakni dari Desa Paten, Krinjing dan Ngargomulyo, Kecamatan Dukun. Kemudian, satu desa yakni Desa Keningar juga mengungsi karena khawatir kejadian erupsi Merapi 2010. Total ada 30 dusun dari empat desa tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin Mujahidin, mengatakan SD dan SMP di wilayah Kecamatan Salam, Muntilan, Mungkid dan Mertoyudan dipersiapkan untuk lokasi pengungsian. Lokasi ini untuk mempersiapkan para pengungsi dari empat desa.
"Yang pasti di Kecamatan Salam, Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, kita sudah siapkan semuanya, sudah bisa. Terutama untuk mempersiapkan tiga desa plus Desa Keningar itu. Kalau memang harus turun semuanya, kita sudah siapkan baik TEA (tempat evakuasi akhir) maupun non-TEA. Nah sekolah sebagai tempat pengungsian non-TEA," kata Aziz.
Dipilihnya sekolah menjadi tempat pengungsian karena saat ini masih pandemi dan KBM berlangsung secara daring.(dtk)