GELORA.CO - Doa Habib Idrus soal umur pendek bagi Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Maulid Nabi Muhammad di Petamburan, Jakarta Pusat menuai banyak kritikan. FPI membela Habib Idrus.
Diketahui, dalam acara Maulid Nabi yang diadakan Habib Rizieq Syihab di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020), ada seorang ulama yang mendoakan Presiden Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati mendapatkan umur yang pendek. Hal ini kemudian menjadi viral di media sosial.
"Kita doakan Habib Rizieq Allah panjangkan umurnya. Jadi mimpin insyaallah di Indonesia. Yang kedua, Allah pendekkan umur Megawati dan Pak Jokowi. Al-Fatihah," ucap Habib Idrus di acara Maulid Nabi yang diadakan Habib Rizieq, Sabtu (14/11) lalu.
Sontak, doa tersebut diamini oleh umat yang menghadiri acara tersebut. "Amin," teriak jemaah di lokasi.
Menanggapi kritikan terhadap Habib Idrus, FPI pun memberikan pembelaan. FPI menilai kritik yang disampaikan harus adil.
"Lah, soal ketidakadilan terhadap FPI dan HRS (pemimpin FPI Habib Rizieq Syihab), pengkritiknya ke mana suaranya? Kritik boleh, tapi harus waras dan adil lah," ucap Wakil Sekretaris Umum FPI, Aziz Yanuar, saat dihubungi, Rabu (18/11/2020).
Menurut Aziz, jika beberapa kelompok lain tersinggung oleh doa Habib Idrus, FPI pun menyebut mereka tersinggung saat HRS diperlakukan tidak adil.
"Kami juga tersinggung HRS diperlakukan tidak adil. Kita nggak minta beliau dihormati, (tapi) perlakukan adil saja," ucapnya.
PDIP menilai hal tersebut sebagai sebuah doa provokatif dan tidak mencerminkan akhlak yang baik. Apalagi, diucapkan oleh seorang ulama.
"Sikap seperti itu bukan akhlak yang baik, apalagi jika disampaikan oleh seseorang yang mengaku ulama, sama sekali tidak dicontohkan oleh junjungan umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW. Rasulullah melarang keras mendoakan orang lain cepat meninggal dunia, apalagi jika orang yang didoakan itu adalah sesama muslim," kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dalam keterangannya yang diterima detikcom, Senin (16/11).
Menurut Basarah, tindakan tersebut memang ditujukan untuk memprovokasi PDIP agar membalas pernyataan tersebut dengan sikap anarkis. Namun, ia menegaskan, PDIP tidak terpengaruh oleh doa yang provokatif.
"Kami sadar betul bahwa tindakan tersebut memang untuk memprovokasi keluarga besar PDI Perjuangan agar bereaksi dan membalas dengan tindakan yang anarkis, tapi alhamdulillah kami tidak akan terpengaruh dengan 'doa provokatif' tersebut karena kami sangat mencintai persatuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Tidak hanya PDIP, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi juga menanggapi hal terebut. Fachrul Razi mengatakan Nabi tidak pernah mencontohkan doa yang jelek.
"Nabi nggak pernah mencontohkan doa yang jelek," ujar Fachrul kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/11).
Fachrul pun meminta semua orang agar membuat doa yang baik saat berdoa. "Ya saya sudah bilang, semua orang. Kalau doa, doa yang baiklah. Masak doa yang jelek gitu. Nggak ada," ujarnya.(dtk)