GELORA.CO - Menantu Presiden Jokowi yang kini menjadi calon wali kota Medan Bobby Nasution bertekad mengembalikan Medan menjadi Paris van Soematra seperti dahulu. Dia ingin merealisasikan itu jika memenangkan Pilkada Medan bersama pasangannya, Aulia Rachman.
Namun, warga Medan sulit untuk percaya bahwa Bobby-Aulia akan menepati janjinya itu jika memenangkan pilkada.
Warga Kecamatan Medan Johor, Boiman (51) menilai janji itu hanya sekadar angin surga yang diucapkan calon demi mendapat dukungan warga.
"Enggak percaya saya itu. Biayanya dari mana? Dari dulu semua calon itu ingkar janji, hanya angin surga saja. Mereka janji muluk-muluk, pada kenyataan tak ada itu. Kota Medan ini ya gitu-gitu aja. Perkembangannya hanya sebatas perbaikan jalan," kata Boiman, Kamis (30/10)
Pedagang bakso bakar tersebut mengaku belum menentukan pilihan pasangan calon yang akan dicoblosnya saat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dia mengaku tak berharap banyak dengan janji-janji pasangan calon.
"Karena bagi saya, siapapun yang menang nanti enggak ada ngaruhnya ke saya. Tapi kalau dia ngasih bantuan, ya kita berpihak pada yang ngasih bantuan saja. Karena uang sekolah anak saya sudah tiga bulan belum bayar. Kalau enggak ya saya coblos aja nanti semua," ungkapnya.
Menurut Boiman, hal terpenting bagi warga Medan adalah lapangan pekerjaan atau modal untuk berwirausaha. Apalagi saat ini banyak masyarakat Medan yang terdampak Covid-19 namun luput dari bantuan pemerintah.
"Kalau pun nanti mau dibuat kayak Paris, yang nikmati siapa? Hanya orang-orang tertentu saja. Tapi saya enggak percaya dengan janji-janji begitu. Karena dari dulu, siapapun kepala daerahnya, Kota Medan begini-gini aja. Rakyat kecil makin susah," sebutnya.
Warga Kecamatan Medan Marelan, Miswanto (28) juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, membuat Medan jadi Paris van Soematra sulit diwujudkan karena masa jabatan yang cenderung sebentar.
"Kebanyakan pejabat kalau sudah jadi banyak lupa. Kalau Medan cantik kayak di Paris Alhamdulillah. Tapi saya kurang percaya karena prosesnya enggak bisa cepat karena biayanya enggak sedikit. Takutnya nanti berimbas ke kita pedagang kecil," urainya.
Pedagang pisang molen itu mengaku belum ada rencana untuk mencoblos saat 9 Desember nanti. Sebab ia tak berharap banyak dengan dua pasangan calon Pilkada Medan.
"Siapapun yang menang ya terserah mereka saja. Saya pun belum tahu siapa nanti yang mau dicoblos. Kalau janji si Bobby itu menurut saya belum pasti, masih angan-angan aja. Kita maunya ekonomi warga Medan semakin bagus lah ke depan," paparnya.
Terpisah, warga Kecamatan Medan Baru, Desi (33) juga meragukan janji Bobby - Aulia tersebut. Dia menganggap paslon Pilkada Medan hanya bisa mengumbar janji ketika belum terpilih.
"Kalau janji aja semua orang bisa. Apalagi kalau belum naik. Contohnya wali kota yang korupsi itu, janji-janji dia waktu belum terpilih. Tapi ternyata korupsi juga dia," ujarnya.
Pedagang siomay ini lebih memilih untuk tidak memberikan hak suaranya pada 9 Desember nanti. Dia menilai siapa pun yang terpilih, rakyat kecil akan tetap terpinggirkan.
"Kalau terbukti janjinya enggak apa-apa, pedagang ditata ya kan. Jadi kami enak cari makan. Sama kami enggak penting itu Medan mau jadi kayak Paris atau apa. Karena orang-orang itu juga yang menikmatinya, bukan masyarakat kecil kayak kami," ucap Desi.
Sebelumnya, Bobby Nasution bertekad membuat Medan kembali menjadi Paris van Soematra seperti dahulu. Dia ingin memaksimalkan bangunan tua yang memiliki nilai artistik tinggi dan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Dulu Kota Medan sempat didaulat sebagai Paris van Sumatera karena memiliki banyak bangunan tua yang memiliki nilai artistik dan sejarah yang sangat bagus, termasuk Istana Maimoon dan Masjid Raya Al-Mashun," kata Bobby beberapa waktu lalu.
"Dengan berkolaborasi, kita kembalikan kejayaan Kota Medan sebagai Paris van Sumatera, dan Istana Maimoon akan menjadi simbol kebangkitannya," tambahnya. []