GELORA.CO - Sosok mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo (GN) kini menyemat simbol perlawanan dari kelompok oposisi pasca Prabowo Subianto (PS) lebih memilih bergabung ke dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Begitu pandangan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen dalam keteranganya, Kamis (8/10).
Menurut Samuel, manuver Gatot bersama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mampu menyerap energi eks pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Dan hal tersebut, tambah Silaen, merupakan hal yang wajar dalam dunia politik. Terlebih untuk kepentingan Pilpres 2024 yang akan datang.
"Cara yang digunakan oleh GN bersama ormas KAMI bukan cara baru tapi repackaging dari pola politik yang selama ini ada di sosok PS saat berada diluar kekuasaan. Kini PS sudah bagian dari pemerintah, tentu tidak bisa lagi sama seperti diluar pemerintah. Hal ini terkait dengan etika pemerintahan yang baik dan beradab, "jelas Silaen.
Menurut Silaen, daya tahan GN dengan KAMI yang menjadi penentu berhasil tidaknya jebolan Akmil 1982 itu menuju ke langkah berikutnya.
"Jika ormas KAMI tidak pandai- pandai berselancar maka tak tertutup kemungkinan akan jadi penghambat laju penetrasi GN mendapat simpati publik diakar rumput," imbuhnya []