GELORA.CO - Jargon AMAN yang kini mencuat pada momen Pilkada Medan 2020 dapat memunculkan makna ganda. Bisa bermakna negatif dan bisa juga bermakna positif. Hal ini diungkapkan calon Walikota Medan, Bobby Afif Nasution.
“Kalau konteksnya positif, bagus. Tapi anak muda di Medan ini, sering juga gunakan kata aman ini dengan konteks negatif. Seperti pembegal-pembegal di jalanan, kalau cari mangsa, seringkali pakai kata aman. Aman itu, 'aman, kita sikat sekarang',” ucap Bobby disambut tawa relawan Sahabat Bang Bobby (SBB) dalam kegiatan silaturahmi di Jalan Berlian Sari, Kedai Durian, Medan Johor, Jumat (9/10).
Makanya, sambung pasangan H. Aulia Rachman dalam Pilkada 2020 ini, yang dicari warga Medan sekarang bukan sekadar aman saja, tapi berkah. Karenanya, Bobby mengajak warga untuk benar-benar menjadikan Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia.
“Mulai dari infrastruktur, fasilitas umum harus ditingkatkan. Di Medan hanya becak dan angkot fasilitas transportasi umumnya. Padahal di kota-kota lain seperti Surabaya, Semarang, Bandung, dan Makassar, ada yang lain. Mulai dari bus, kereta bawah tanah, juga MRT,” tuturnya.
Di Medan, imbuh dia, CCTV menjadi suatu yang langka bagi masyarakat. Padahal di kota-kota besar lainnya, CCTV sudah biasa terlihat di kawasan pemukiman.
“Makanya kita targetkan ada 20 ribu CCTV yang akan dipasang di kawasan rawan Kota Medan, bahkan CCTV yang ada dirumah warga terkoneksi di pemerintahan Kota Medan, agar bisa terpantau,” ungkap dia.
Seperti di Surabaya, ungkap Bobby Nasution, jika ada yang merusak fasilitas umum, bisa kelihatan langsung oleh pemerintahnya. Sistemnya pun sudah menggunakan face identity, sehingga kelihatan siapa yang merusak, terdata langsung KTP yang merusak.
“Di sini (Medan) tidak ada, makanya aman saja begal (beraksi),” tandasnya. []