GELORA.CO - Pemerintah Kamboja telah menghancurkan fasilitas yang dibangun oleh Amerika Serikat di pangkalan angkatan laut terbesar negara itu, menurut citra satelit yang dikumpulkan pada 1 Oktober.
Pembongkaran tersebut terjadi sekitar tanggal 5 September - 10 September. Sebuah gambar yang diterbitkan oleh wadah think-tank Amerika pada hari Jumat (2/10) waktu setempat menunjukkan adanya aksi penghancuran di tengah meningkatnya kekhawatiran Washington tentang akses China ke pangkalan militernya di negara itu.
Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) menerbitkan gambar yang menunjukkan aksi pemerintah Kamboja pada bulan lalu yang menghancurkan sebuah bangunan buatan AS di Pangkalan Angkatan Laut Ream.
Bangunan itu adalah salah satu dari beberapa fasilitas yang didanai AS di pangkalan yang dilaporkan akan dipindahkan setelah Kamboja mencapai kesepakatan rahasia untuk memberi China akses ke Ream.
Pembongkaran baru-baru ini tampaknya mengkonfirmasi bahwa perubahan sedang berlangsung di pangkalan angkatan laut dan sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang akses China yang diisukan.
Tahun lalu Pentagon telah meminta Kamboja untuk menjelaskan mengapa mereka menolak tawaran untuk memperbaiki pangkalan. Penolakan itu menimbulkan spekulasi kemungkinan rencana Kamboja untuk menampung militer China.
Pentagon pada hari Jumat (2/10) mengaku prihatin dengan laporan yang menyebutkan bahwa fasilitas markas taktis Angkatan Laut Kamboja yang didanai AS itu telah dihancurkan. Atas kabar tersebut mereka langsung meminta penjelasan dari pemerintah Kamboja.
"Kami memiliki kekhawatiran bahwa penghancuran fasilitas mungkin terkait dengan rencana pemerintah Kamboja untuk menampung aset dan personel militer Republik Rakyat China (RRT) di Pangkalan Angkatan Laut Ream," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari SCMP, Sabtu (3/10).
Kedutaan Kamboja di Washington tidak segera memberikan komentarnya.
Pemerintah Kamboja membantah laporan bahwa China telah mencapai kesepakatan rahasia dengan Kamboja untuk membiarkannya menempatkan pasukan di pangkalan itu, mengatakan bahwa menampung pasukan asing akan bertentangan dengan konstitusi Kamboja.
Pangkalannya berada di tenggara kota pelabuhan Sihanoukville, pusat ledakan kasino yang dipimpin Tiongkok dan Zona Ekonomi Khusus yang dikelola Tiongkok.
Kamboja adalah salah satu sekutu terdekat China di Asia Tenggara dan telah menerima miliaran dolar bantuan China serta dukungan politik untuk Perdana Menteri otoriter Hun Sen dalam menghadapi kritik Barat.
Kamboja telah mewaspadai persaingan negara adidaya sejak dihancurkan oleh pertempuran antara pasukan proksi AS dan China pada tahun 1970-an yang memuncak pada genosida Khmer Merah. (Rmol)