GELORA.CO - Sejumlah video TikTok yang menampilkan beberapa perempuan dengan narasi 'simpanan bapak DPR protes Omnibus Law' viral di TikTok. Apa kata para Wakil Rakyat?
Dilihat pada Jumat (9/10/2020), setidaknya ada 6 video dengan narasi yang sama. Salah satu videonya menampilkan seorang perempuan mengenakan dress warna hijau sambil menjinjing beberapa tas.
Di awal video, perempuan tersebut menyembunyikan wajahnya. Selang beberapa detik, perempuan tersebut membalikkan badan memperlihatkan wajah ke arah kamera sambil tersenyum dan melambai.
"Untuk bapak DPR inisial 'w' yg terhormat apakah masih ingat dg saya??" demikian keterangan dalam video yang disertai emoji tangan memohon dan menjulurkan lidah.
Wanita tersebut kemudian memperlihat tas yang dijinjingnya. Memang terlihat ada tulisan Dior di tas berwarna merah muda.
"Baru kemarin di jajanin DIOR!! kok skrng di block?? Gimana tidurnya?? Nyenyak?? setelah nyakitin jutaan rakyat??" demikian keterangan selanjutnya yang juga disertai dengan sejumlah emoji.
Wanita tersebut kemudian terlihat mengucapkan sesuatu. Keterangan dalam video itu pun berganti.
"Maaf ya gw di suruh speak UP sama seluruh rakyat Indonesia. Batalin RUU nya OM atau semua kebang*****nya saya UP ke PUBLIK," begitu keterangan dalam videonya.
Tak hanya itu. Ada juga video TikTok lainnya yang menampilkan seorang perempuan mengenakan baju warna merah. Keterangan dalam video tersebut juga terkait UU Cipta Kerja.
"Bantu tolak RUU Omnibus Law atau bini lu tau???" begitu keterangan video kedua.
Selanjutnya, masih dalam video yang sama, terlihat percakapan antara dua orang. Namun sayang, identitas mereka tidak diperlihatkan.
Beredarnya video ini kemudian ditanggapi oleh Wakil Ketua MKD DPR Andi Rio Padjalangi. Andi Rio menyarankan agar perempuan-perempuan dalam video tersebut melapor ke MKD jika merasa dirugikan.
"Jadi begini. Lah orang (perempuan) ini merasa dirugikan nggak? Pertanyaan saya, orang-orang ini merasa dirugikan nggak? Kalau merasa dirugikan, ya, silakan saja lapor ke MKD," kata Andi Rio.
Andi Rio mengingatkan bahwa video tersebut bisa menimbulkan fitnah. Anggota Komisi III dari Fraksi Golkar itu juga mempertanyakan siapa anggota DPR yang dimaksud dalam video tersebut.
"Karena kalau nggak ada bukti, ya, fitnah juga namanya. Kasihan anggota DPR-nya. Kasihan anggota DPR-nya kalau nggak ada bukti, nggak ada apa-apa," ucap Andi Rio.
"Jangan hanya dibuat viral begitu, dibuat main-mainan. Kan kasihan anggota DPR-nya. Siapa anggota DPR-nya? Anggota DPR kan banyak, 570 anggota DPR," imbuhnya.
Wakil Ketua MKD lainnya, Trimedya Panjaitan juga angkat bicara. Trimedya mengingatkan bahwa video tersebut juga bisa menjadi 'bumerang' bagi pihak yang membuat video.
"Sepanjang itu tadi yang saya bilang bisa dipertanggungjawabkan, nggak fitnah, (nggak) black campaign, ya. Karena, sepanjang itu fitnah, itu kan terlapornya bisa tusuk balik," terang Trimedya.
Menurut Trimedya, apa yang disampaikan melalui video tersebut bukan fenomena baru. Sebab, sebut Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP itu, KPK pernah menyelidiki dugaan gratifikasi seks anggota DPR.
"Loh kalau dulu kan lebih parah lagi isunya. Suka ke karaoke, diskotek, apa segala macam, gitu loh. Kemudian KPK dulu pernah juga ada istilahnya gratifikasi seks, apa gitu loh," tutur Trimedya.