GELORA.CO - Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada hari ini, Kamis 1 Oktober 2020, masyarakat diharapkan dapat lebih menghayati hikmah dan nilai-nilai luhur di balik peristiwa tersebut.
Salah satu wujud penghayatan nilai-nilai Pancasila adalah menolak ideologi Komunisme, Marxisme, dan Leninisme. Pancasila mengajarkan Ketuhanan yang Maha Esa, sehingga sangat tidak cocok disandingkan dengan ideologi-ideologi yang tidak mengakui Tuhan.
"Pancasila itu antitesis dari Komunisme, Marxisme, dan Leninisme. Sehingga siapa saja yang meyakini Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia harus berani menyatakan secara tegas Pancasila Yes, Komunisme No!" tegas Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/10).
"Pancasila yang saat ini menjadi dasar negara Indonesia merupakan rumusan paling tepat yang telah dihasilkan para pendahulu bangsa. Sehingga sudah sepatutnya dilaksanakan secara murni dan konsekuen," imbuhnya.
Menurut Mulyanto, Pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran mendalam para pendiri bangsa, yang digali dari praktik nyata kehidupan leluhur bangsa Indonesia. Pemikiran itu selanjutnya dikristalisasi dalam rumusan-rumusan yang disepakati bersama.
"Karena itu sudah sepatutnya kalau Pancasila menjadi landasan moral kehidupan berbangsa dan bernegara yang diterima dengan tulus," tuturnya.
Lebih lanjut Mulyanto meminta RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) segera dikeluarkan dari Prolegnas Prioritas tahun 2020 dan tidak perlu lagi dimasukkan dalam Prolegnas Prioritas tahun-tahun berikutnya.
"Kita tidak perlu lagi memboroskan energi untuk membahas RUU yang jelas-jelas sudah ditolak oleh sebagian besar elemen bangsa ini," tegasnya.
Bagi PKS, kata dia, Pancasila sebagai kalimatun sawa' (common platform) atau sebagai philosofische grondslag sudah bersifat final.
"Tidak perlu dibicarakan lagi," tekannya.
Yang utama bagi kita adalah bagaimana mengamalkannya secara murni dan konsekuen. Agar kita segera secara bersama-sama dapat keluar dari pandemi Covid-19 dan menyongsong kehidupan baru berbangsa dan bernegara yang lebih baik," demikian Mulyanto. (Rmol)