GELORA.CO - Peluang tipis Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) untuk ditarik menjadi menteri Presiden Joko Widodo dalam perombakan kabinet yang diisukan terjadi pada Oktober ini mulai marak diperbincangkan.
Pasalnya, partai yang dipimpin AHY baru-baru ini tegas menolak pengesahan omnibus law RUU tentang Cipta Kerja yang sangat ingin diwujudkan oleh Presiden sejak awal dirinya dilantik Oktober 2019 silam.
Karena itu, sejumlah analis politik memandang AHY sulit masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju.
Mendengar wacana itu, politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik memberikan pernyataan pibadinya terkait isu reshuffle yang dikait-kaitkan dengan nama AHY, hanya karena sikap partai yang menolak pengesahan UU Ciptaker.
Padahal menurut Rachlan, pengesahan RUU omnibus law terkait Ciptaker itu jelas-jelas telah mencerabut hak kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pun bila Demokrat berada di posisi yang sama dengan pemerintah, justru akan memberikan imbas yang besar kepada partai.
"Demokrat akan berada pada sisi yang salah dari sejarah, bila setelah menolak UU Ciptaker yang menggerus hak dan kesejahteraan buruh dan mengorbankan lingkungan itu, Demokrat bergabung dengan kabinet Jokowi," ujar Rachland saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (7/10).
Oleh karena itu, Rachland berpendapat, Demokrat akan mengambil sikap menolak jika ditawari salah satu kursi menteri kabinet oleh Jokowi.
"Menurut saya, bila ditawari, seharusnya Demokrat mengatakan, 'to hell with your reshuffle'!" demikian Rachland Nashidik. []