GELORA.CO - Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengatakan menemukan pengakuan perusuh saat demo omnibus law UU Cipta Kerja datang dari luar kota karena dijanjikan akan diberi uang usai demo. Polda Metro Jaya mengatakan menyelidiki penemuan tersebut.
"Sedang kita selidiki, sedang diselidiki," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020).Yusri belum bisa memastikan berapa jumlah orang perusuh yang terindikasi dijanjikan uang. Dia mengatakan sedang melakukan pendalaman terhadap para perusuh demo UU Cipta Kerja.
"Kita nggak bisa ini kan berapa orang gimana. Nanti saja, intinya sedang pendalaman ya," ujarnya.
"Ada beberapa yang kita tangkap. Mereka ini nggak paham tujuannya untuk apa, bahkan mereka ada yang dari Subang berangkat," ujar Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman dalam konferensi pers, Jumat (9/10).Sebelumnya diberitakan, jajaran Kodam Jaya turut membantu polisi mengamankan demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja di Jakarta yang berakhir ricuh. Pihak TNI turut mengamankan para perusuh dan menemukan pengakuan mereka datang dari luar kota karena dijanjikan akan diberi uang usai demo.
Kepada pendemo itu Dudung bertanya siapa yang menggerakkan rombongan dari Subang tersebut. Si pendemo mengaku memang ada yang memintanya datang dengan janji uang.
"Dia nggak bawa uang sama sekali, ada yang cuma (bawa) Rp 10.000. Saya bayangkan kalau nanti setelah demo dia pulang pakai apa. Hasil dari HP yang kita lihat itu, dia dijanjikan setelah demo nanti dapat uang," ujar Dudung.
"Bahkan penggeraknya itu justru nggak datang ke Jakarta. Dia berhenti di Pamanukan. Kan kasihan seperti itu, masyarakat-masyarakat yang tidak paham diberikan informasi-informasi yang salah," imbuhnya.
Akibatnya, sejumlah fasilitas publik dirusak massa. Bahkan, massa aksi demo membakar halte, pos polisi hingga stasiun MRT. Bahkan gedung bioskop Grand Theater Senen, Jakarta Pusat, dibakar oleh massa yang rusuh.Seperti diketahui, demo tolak omnibus law di Jakarta berujung ricuh di sejumlah titik, Kamis (8/10). Massa bentrok dengan polisi hingga terjadi saling lempar batu dan gas air mata.
Kepada pendemo itu Dudung bertanya siapa yang menggerakkan rombongan dari Subang tersebut. Si pendemo mengaku memang ada yang memintanya datang dengan janji uang.
"Dia nggak bawa uang sama sekali, ada yang cuma (bawa) Rp 10.000. Saya bayangkan kalau nanti setelah demo dia pulang pakai apa. Hasil dari HP yang kita lihat itu, dia dijanjikan setelah demo nanti dapat uang," ujar Dudung.
"Bahkan penggeraknya itu justru nggak datang ke Jakarta. Dia berhenti di Pamanukan. Kan kasihan seperti itu, masyarakat-masyarakat yang tidak paham diberikan informasi-informasi yang salah," imbuhnya.
Akibatnya, sejumlah fasilitas publik dirusak massa. Bahkan, massa aksi demo membakar halte, pos polisi hingga stasiun MRT. Bahkan gedung bioskop Grand Theater Senen, Jakarta Pusat, dibakar oleh massa yang rusuh.Seperti diketahui, demo tolak omnibus law di Jakarta berujung ricuh di sejumlah titik, Kamis (8/10). Massa bentrok dengan polisi hingga terjadi saling lempar batu dan gas air mata.(dtk)