GELORA.CO - Foto anggota TNI jadi imam shalat pendemo di jalan viral di media sosial.
Ternyata prajurit TNI yang jadi imam shalat itu adalah Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Pangdam Jaya), Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Dalam foto itu, Mayjend Dudung jadi imam, sedangkan makmumnya adalah para mahasiswa yang baru selesai melaksanakan aksi demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).
Jenderal bintang dua itu melaksanakan shalat Magrib berjamaah bersama mahasiswa di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Kamis (8/10).
Kebersamaan Mayjen Dudung dan mahasiswa mendapat apresiasi dari masyarakat, tak terkecuali politisi PKS, Hidayat Nur Wahid.
“Indahnya kebersamaan dengan sholat berjamaah, sekaligus pengakuan bahwa mereka semuanya sama-sama hamba Allah Dzat Yang Maha Adil dan Maha Kuasa,” kata Hidayat di postingan Twitter @hnurwahid, Sabtu (10/10).
Mantan Presiden PKS yang pernah menjadi Ketua MPR itu mengatakan, sikap yang ditunjukkan Mayjen Dudung seharusnya menjadi contoh dan spirit bagi pejabat lain.
“Penting jadi mainstream spirit para Pemimpin dan Rakyat. Sehingga tidak terjadi represi, tidak terjadi anarkhi,” kata Hidayat.
Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan kronologi dirinya menjadi imam shalat Magrib bagi para pendemo.
Awalnya, Dudung bertemu dengan perwakilan peserta aksi di daerah Patung Kuda atau sekitar Monumen Nasional (Monas).
Saat itu, perwakilan massa meminta izin kepada Dudung untuk mendekati Istana Negara dalam rangka menyampaikan aspirasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.
“Saya melihat mereka memang dari beberapa perguruan tinggi, dan saya lihat mereka betul-betul aksi damai. Namun ada permintaan mereka yang tidak saya penuhi karena mereka minta ke Istana Negara,” kata Mayjen TNI Dudung saat memberikan keterangan resminya di Kodam Jaya, Jum’at (9/10).
Pangdam menambahkan, komunikasi yang terjadi antara perwakilan massa aksi dan dirinya pun berlangsung sangat baik.
Bahkan, setelah para mahasiswa dan perwakilan buruh itu bersedia mematuhi peraturan yang disampaikan oleh jajaran TNI yang mendukung tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, TNI pun mempersilahkan para mahasiswa dan elemen buruh itu untuk tetap menyampaikan aspirasinya di sekitar Jalan MH Thamrin.
“Lalu saya bilang kalau memang mau aksi damai silakan, kemudian mereka orasi menyampaikan aspirasinya dan kita fasilitasi,” ujarnya.
Ketika masuk waktu Salat Magrib, para demonstran yang didominasi oleh mahasiswa dan elemen buruh meminta dirinya untuk memimpin salat Magrib berjemaah.
“Mereka minta saya memimpin sebagai imam, dan kita laksanakan bersama,” kata Mayjen Dudung.
Setelah Salat Magrib berjemaah, Mayjend Dudung meminta para mahasiswa untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Bahkan, Pangdam memberikan garansi keamanan bagi para mahasiswa.
Massa aksi kemudian meminta untuk dikawal sampai ke titik kumpul massa di sekitar Tugu Tani, Jakarta Pusat.
Pangdam Jaya lantas meminta anak buahnya untuk mengawal para mahasiswa untuk menuju titik kumpul mereka agar mereka bisa kembali ke rumah mereka masing-masing dengan selamat.
“Saya yakin mahasiswa, buruh itu betul-betul mereka ingin aksi damai, tidak ada yang melakukan anarkis, sehingga semua berjalan dengan baik,” tegas Pangdam Jaya.[psid]