GELORA.CO - Sejumlah aktivis yang dianggap sebagai biang keonaran aksi di sejumlah kota yang berujung ricuh. Mereka ditangkap karena menyebarkan informasi yang membuat suasana aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja menjadi ricuh.
Aksi penangkapan ini pun membuat tokoh nasional DR. Rizal Ramli angkat bicara, apalagi penangkapan juga menyasar kelompok aktivis yang bergabung di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat.
Sorotannya tertuju pada saat jumpa pers di Mabes Polri, di mana tangan kedua aktivis itu diborgol oleh aparat. Rizal Ramli menyayangkan aksi yang berlebihan ini. Sebabm para aktivis itu bukan seorang teroris ataupun koruptor.
“Kapolri, Mas Idham Azis mungkin maksudnya memborgol Jumhur, Syahganda dkk supaya ada efek jera. Tetapi itu tidak akan effektif dan merusak image Polri, ternyata hanya jadi alat kekuasaan. It’s to far off-side! Mereka bukan teroris atau koruptor,” tegasnya.
Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu lantas mengenang sejarah penting kepolisian di era Gus Dur. Di mana saat itu dirinya bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil memisahkan Polri dan TNI.
“Ketika pemerintahan Gus Dur, Menko RR dan Menko SBY, memisahkan Polri dari TNI. Kami membayangkan Polri akan dicintai karena jadi pengayom rakyat. Hari-hari ini kami tidak menyangka Polri jadi multifungsi. Too much , pakai borgol-borgol aktivis segala. Nora aah,” tutupnya. []