GELORA.CO - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K. Harman menjadi salah satu korban dalam drama mikrofon saat DPR mengesahkan RUU Cipta Kerja dalam rapat paripurna yang digelar, Senin (5/10).
Berkali-kali dia ingin menyampaikan pendapat, tapi pimpinan sidang, Azis Syamsuddin menolak memberi kesempatan hingga akhirnya mikrofon yang digunakan Benny untuk berbicara dimatikan secara otomatis.
Tidak hanya Benny, politisi Partai Demokrat, Irwan Fecho juga ikut jadi korban, tepatnya saat menyampaikan interupsi untuk meminta penundaan pengesahan.
Di saat Irwan Fecho sedang berbicara, pimpinan sidang Azis Syamsuddin tampak berkomunikasi dengan Ketua DPR Puan Maharani yang juga memimpin rapat.
Setelah bisikan itu, Puan tampak mengarahkan tangan ke depan papan mikrofonnya dan seketika suara mikrofon yang dipakai Irwan terhenti.
Benny K. Harman pun angkat bicara. Menurutnya, sikap pimpinan sidang itu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
"Ini salah satu contoh kekuasaan absolut digunakan sewenang-wenang (abuse of power),” kata Benny Harman kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Selasa (6/10).
Baginya apa yang dipraktikkan para pimpinan sidang tidak sesuai dengan ideologi bangsa, Pancasila. Di mana semua urusan seharusnya diselesaikan dengan musyawarah mufakat.
“Tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Ekasila sekalipun. Iya kan?" pungkasnya.[rmol]