GELORA.CO - Kemenkes menargetkan 160 juta penduduk Indonesia akan disuntik vaksin corona sejak Januari 2021 sampai Maret 2022. Target jumlah orang itu mengikuti standar WHO.
WHO menyebut, untuk mencapai herd immunity (kekebalan kelompok), 70 persen populasi suatu negara harus diberi vaksin. Penduduk Indonesia per Juni 2020 sebanyak 268,5 juta orang.
Sebenarnya ada 3 kandidat vaksin corona yang sudah dipastikan akan dipakai di Indonesia. Mereka adalah Sinovac, Sinopharm, dan Genexine.
Kemenkes dalam roadmap-nya memberikan gambaran pendistribusian vaksin corona tersebut. Ada slot vaksin lain yang masih diusahakan dari GAVI-CEPI sebagai inkubator vaksin dunia.
Dari tabel yang dirilis Kemenkes, kelompok prioritas di Pulau Jawa akan diberi vaksin Sinovac yang akan diproduksi massal oleh Bio Farma yang berbasis di Bandung. Pulau Jawa merupakan rumah bagi 60 persen penduduk Indonesia.
Vaksin Sinovac seperti kita ketahui harus diberikan dua kali ke seseorang. Sebab, ia dikembangkan melalui metode inactivated virus atau virus yang dimatikan.
Sementara vaksin Sinopharm akan diberikan kepada kelompok prioritas di luar Pulau Jawa, yang ditinggali 40 persen penduduk Indonesia. Vaksin China yang diproduksi G42 di UEA ini juga menggunakan metode inactivated virus.
Menurut Koordinator Uji Klinis III Vaksin Sinovac di Indonesia Prof Kusnandi Rusmil, metode inactivated virus dinilai lebih efektif menciptakan kekebalan buatan. Ia menyebut efektivitasnya sampai 98 persen.
Sementara proyeksi vaksin lainnya masih dibahas Kemenkes. Termasuk vaksin Genexine (Korsel) kerja sama dengan Kimia Farma.
Sebagai catatan, roadmap ini masih dalam tahap penggodokan. Versi Kemenkes ini akan dibahas lebih lanjut dengan Menteri Keuangan dan Menteri BUMN.
Penyuntikan vaksin dengan jumlah 160 juta bertujuan untuk menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok). Jika mayoritas orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap virus corona lewat vaksinasi, maka penyakit itu sulit tersebar karena sebagian besar orang telah kebal.[]