GELORA.CO - PULUHAN ribu warga Chile berkumpul di alun-alun pusat ibu kota Santiago untuk memperingati satu tahun protes massa yang menewaskan lebih dari 30 orang dan ribuan lainnya terluka. Aksi demonstrasi yang dilakukan sejak Minggu (18/10) pagi itu yang berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan pada malam hari.
Demonstrasi awalnya sebagian besar berjalan damai. Namun, dengan makin banyaknya massa yang berkumpul insiden kekerasan pun mulau meningkat. Di malam hari, demonstrasi diwarnai penjarahan supermarket dan bentrokan dengan polisi di seluruh ibu kota. Sirene truk pemadam kebakaran, barikade aparat kemananan dan kembang api di jalan-jalan pusat kota menambah rasa kekacauan di beberapa wilayah.
Menteri Dalam Negeri Victor Perez berbicara pada larut malam, memuji demonstrasi awal yang damai, tetapi juga mengecam tindakan anarkulis di malam hari. Dia meminta warga Chile untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dengan memberikan suara dalam referendum konstitusi 25 Oktober mendatang.
"Mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini tidak ingin Chile menyelesaikan masalah kami melalui cara-cara demokratis," kata Perez kepada wartawan, berjanji akan menghukum mereka yang melanggar batas Minggu.
Pada pagi hari, massa yang marah mencemooh dan mengancam seorang wali kota Partai Komunis. Kemudian, orang-orang yang mengenakan masker mengebom markas polisi dan gereja.
Para perusuh menyerang gereja Santiago lainnya di sore hari, membakar puncak menara dan jalan-jalan sampingnya dikepung asap. Lebih dari 15 stasiun metro ditutup sementara di tengah kerusuhan.
Polisi berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan meriam air. Polisi memperkirakan bahwa unjuk rasa hari Minggu di Santiago menarik sekitar 25.000 orang pada pukul 6 sore, jauh lebih kecil dari protes terbesar tahun 2019.
Dalam beberapa hari terakhir, demonstrasi skala kecil dan insiden kekerasan yang terisolasi telah muncul kembali di Chile, ketika 6 juta warga ibu kota muncul dari kurungan berbulan-bulan setelah pandemi Covid-19. Sebagian besar pengunjuk rasa pada hari Minggu mengenakan masker, tetapi banyak yang terlihat berkerumun, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang potensi risiko kesehatan.
Adapun, protes tahun lalu, yang dimulai 18 Oktober, berkecamuk hingga pertengahan Desember ketika warga Chile berkumpul di seluruh negeri untuk menyerukan reformasi sistem pensiun, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Kerusuhan dan penjarahan mengakibatkan kerusakan dan kerugian miliaran dolar bagi bisnis dan infrastruktur negara. Kerusuhan itu membuat militer turun ke jalan untuk pertama kalinya sejak pemerintahan diktator Augusto Pinochet. []