GELORA.CO - Presidium Koalisi Aksi Masyarakat Indoensia (KAMI), Gatot Nurmantyo, mengatakan bahwa aksi nekatnya adalah bagian dari menjaga marwah TNI sekaligus menjaga harga diri prajurit muda TNI.
Baru-baru ini, Gatot ditolak bertemu anggota KAMI yang ditangkap atas tuduhan provokasi aksi saat menyambangi Bareskrim Polri. Gatot menilai aksinya itu sebagai tindakan nekat. Tapi, sebagai mantan Panglima TNI, dia merasa bertanggung jawab atas anggota-anggotanya di KAMI.
“Saya ini mantan Panglima TNI, kalau diliatin tiga orang KAMI di borgol, terus saya gak turun, bagaimana saya menjaga adek-adek saya (di militer),” kata Gatot melalui Indonesia Lawyer Club (ILC) yang tayang di TV One, Selasa (20/10/2020).
Pada kesempatan yang sama, Gatot menyampaikan bahwa KAMI adalah gerakan moral untuk menyelamatkan negeri ini. Untuk itu, dia meminta anggota KAMI tidak gentar menghadapi seluruh ancaman.
“Ini (KAMI) gerakan moral, di mana (yang diperjuangkan) adalah kebenaran hakiki, universal. Apabila kamu dituduh (melakukan kejahatan) apa pun, tanyalah pada hati nurani, kalau tidak merasa melakukan (kesalahan), tidak usah malu dengan manusia,” paparnya.
Gatot menyadari bahwa perjuangan KAMI tidak akan mudah. Dia sempat menyinggung sejumlah skenario yang mungkin saja dilakukan aparat hukum untuk menjebloskan seseorang ke penjara.
“Apabila orang kehilangan akal, bisa saja terjadi di mobil tiba-tiba dikasih narkoba, foto dengan mantan teroris dibilang teroris, bisa saja (ditangkap) dengan UU ITE,” ungkap dia.
Terakhir, mengingat tantangan yang dihadapi, Gatot meminta seluruh anggota KAMI untuk menyiapkan batin. Ancaman hingga ditangkap sebagai tersangka bisa saja menyandung perjuangan KAMI.
“Saya sampaikan, kami menyuarakan suara hati rakyat yang ‘sulit’ dan menghadapi berbagai ancaman. Untuk itu siapkan hadapi ancaman,” kata Gatot. []