GELORA.CO - Unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dilakukan demonstran di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, kembali berakhir ricuh pada Rabu (7/10/2020), sekitar pukul 17.15 WIB. Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengungkapkan kejadian ini dipicu oleh sekelompok massa yang berupaya menguasai gedung dewan.
"Mendobrak gerbang Gedung DPRD, sehingga mereka masuk sambil melempar batu dan berbuat anarkis, makanya kita pukul mundur," ucap Ulung di sela operasi pengamanan.
Sebelumnya, situasi di depan Gedung DPRD Jabar mulai memanas ketika massa mulai melempari petugas yang berjaga di halaman gedung dengan botol, batu dan suar (flare). Pintu gedung dewan pun sempat didobrak
Petugas pun mulai memecah massa ke beberapa arah. Upaya pengamanan yang dilakukan petugas mendapatkan perlawanan dari demonstran yang menimpali dengan batu, botol dan molotov. Suasana kian mencekam.
Polisi pun menurunkan satu unit water cannon dan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang melawan. Suasana berangsur kondusif setelah demonstran bisa dipukul mundur.
"Kita lakukan penyisiran sehingga mereka (pengunjuk rasa) bisa mundur dan kita clear kan daerah Gedung DPRD maupun Gedung Sate," kata Ulung.
Polisi juga menangkap sejumlah demonstran yang diduga melakukan tindakan anarkis dan provokasi. Meski begitu, ujar Ulung, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Masih mendalami dari beberapa (yang ditangkap) tadi, ada yang kita amankan kami masih dalami. Tapi kami jelaskan bahwa mereka bukan mahasiswa dan (kelompok) ini memang sengaja sekali memancing emosi petugas di lapangan," ucap Ulung.
Hingga pukul 18.46 WIB, TNI dan Polri masih bersiaga di sekitar Gedung Sate dan DPRD Jabar. Petugas kebersihan pun mulai turun untuk membersihkan sisa-sisa kerusuhan.(dtk)