GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi headline di banyak media internasional jelang akhir pekan ini, setelah dia mengumumkan melalui akun Twitternya bahwa dia dan istrinya, Melania Trump positif tertular Covid-19.
Kabar ini muncul tidak lama setelah salah satu pembantu terdekatnya telah lebih dulu dinyatakan positif terkena virus corona. Dia adalah Hope Hicks, seorang penasihat presiden berusia 31 tahun yang juga bepergian bersama Trump di Air Force One ke acara debat capres perdana di Ohio awal pekan ini.
Kabar ini segeranya menyita perhatian dunia. Terlebih karena Trump merupakan sosok kontroversial yang kerap meremehkan dampak dari Covid-19 dan kini dia sedang berlaga sebagai calon presiden untuk pemilu presiden November mendatang.
Di Twitter, kabar soal Trump terinveksi Covid-19 segera menjadi buah bibir. Tagar #TrumpHasCovid pun menjadi trending dunia.
Namun hal lain yang juga menjadi sorotan di jagat Twitter adalah maraknya tagar #TheSimpsons, di mana banyak orang membicarakan soal "ramalan" kartun The Simpsons yang menunjukkan kartun Donald Trump terbaring di peti mati.
Sementara Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa Trump dan Melania saat ini dalam kondisi baik, namun ancaman soal Covid-19 tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih Trump yang saat ini berusia 74 tahun, masuk dalam kategori orang yang berisiko Covid-19.
Lantas muncul satu pertanyaan menarik namun serius, bagaimana jika Trump meninggal dunia? Apalagi dia masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat dan tengah berlaga di pemilu presiden Amerika Serikat tahun ini.
"Saya kira belum pernah ada dalam sejarah Amerika Serikat di mana calon presiden Amerika Serikat meninggal dunia jelang pemil," kata pengamat internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah kepada Kantor Berita Politik RMOL.ID pada Jumat (2/10).
"Namun jika hal itu terjadi, maka kemungkinan besar akan ada fatwa dari Mahkamah Agung Amerika Serikat yang memerintahkan penyelenggara pemilu dan semua kementerian terkait untuk mengambil keputusan dalam situasi yang gawat," jelasnya.
Sementara itu, Partai Republik yang merupakan kendaraan politik Trump juga diperkirakan akan segera mencari calon pengganti.
"Partai Republik juga kemungkinan akan menggelar kongres luar biasa untuk calon pengganti," ujar Teuku.
Namun di sisi lain, dia menilai bahwa Trump juga pasti terus berusaha untuk bisa pulih, mengingat posisi dan pertaruhannya yang besar di momen saat ini.
"Dalam kondisi sekarang, dia akan diperiksa total oleh otoritas kesehatan Amerika Serikat Bahkan CIA dan FBI juga pasti akan terlibat. Ceritta-cerita soal teori konsiprasi pun pasti tidak bisa dilepaskan," tandasnya. (Rmol)