GELORA.CO - Gelombang massa yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di berbagai daerah di Indonesia dinilai di dompleng oleh oknum aktor politik berlandaskan syahwat politik.
Begitu yang disampaikan oleh Sekjen LPPC19-PEN, Agung Eka Dharma yang mengaku tidak percaya bahwa aksi yang berlangsung hampir sepekan ini murni dari suara hati para buruh.
"Puncak demonstrasi yang dilakukan oleh para buruh, mahasiswa dan pelajar pada tanggal 8 Oktober 2020 sebagai aksi yang bukan murni dari suara hati para buruh, melainkan didompleng syahwat politik 'oknum-oknum' aktor politik yang mendompleng untuk pencitraan Pilpres 2024," ujar Agung Eka Dharma melalui siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/10).
Dharma pun mengaku menyayangkan adanya konten narasi isi UU Cipta kerja yang berisi keterangan menjerumuskan yang sengaja diproduksi oleh para buzzer yang akhirnya menimbulkan gesekan di tengah masyarakat.
"UU Ciptaker bukan drama politik untuk menjadikannya isu yang akhirnya mengadu domba pemerintah dengan warga negaranya. Kedewasaan berpolitik menjadi kunci bagi para bangsawan politik negeri ini," pungkasnya.
(rmol)