Ada Demo di Bundaran UGM, Sultan: Jangan Anarkis

Ada Demo di Bundaran UGM, Sultan: Jangan Anarkis

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X tidak melarang mahasiswa untuk melakukan demo. Namun, Sultan meminta agar peserta demo tidak berujung dengan aksi anarkistis.
"Saya sampaikan kepada adik-adik semua, teman-teman semua, khususnya para mahasiswa yang sekarang sedang berdemo. Silakan saja anda melakukan demo (jika) memang itu dimungkinkan, asal izin dari kepolisian," kata Sultan melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (20/10/2020).

Selain itu, Sultan meminta agar demo tidak berujung kepada aksi anarkistis. Karena aksi anarkistis bukanlah budaya masyarakat Yogyakarta.


"Hanya pesan saya hati-hati, sampaikanlah apa yang anda inginkan, tetapi harapan saya dengan sangat, adik-adik semua jangan melakukan kekerasan yang sifatnya anarkis, baik merusak hak para pengguna jalan yang lain, masyarakat lain, maupun juga melakukan perusakan pada fasilitas umum," ucapnya.

Semua itu, kata Sultan agar kejadian pada tanggal 8 Oktober tidak terulang kembali. Mengingat banyak fasilitas umum yang rusak akibat aksi demo yang berpusat di depan kantor DPRD DIY, Jalan Malioboro, tersebut.

"Saya kira jangan terulang kembali untuk itu. Harapan saya, marilah kita sama-sama menjaga suasana bagi seluruh warga masyarakat, tetap aman dan nyaman," ujarnya.

Diketahui, massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) kembali turun ke jalan. Massa aksi gabungan mahasiswa, pelajar dan buruh itu melakukan aksi demonstrasi untuk menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (UU Ciptaker) di kawasan bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) siang ini.

Pantauan detikcom di lokasi demo, Selasa (20/10) pukul 14.19 WIB, demo masih berlangsung. Massa aksi tampak duduk di sebelah selatan bundaran UGM. Bergantian mereka berorasi menyampaikan pendapatnya. Selain itu ada aksi teatrikal dan panggung rakyat.


Sejauh ini, demo terpantau berlangsung tertib. Polisi juga hanya berjaga untuk mengalihkan arus kendaraan.

Humas ARB Revo menyatakan aksi demonstrasi ini bukan hanya untuk menolak Omnibus Law. Menurutnya hal ini merupakan bukti keresahan sebagai warga penduduk Yogya dan melantangkan mosi tidak percaya kepada pemerintahan baik itu pusat maupun daerah. Revo secara tegas menyatakan untuk membangun dewan rakyat.

"Kami di sini menyatakan untuk membangun dewan rakyat yang kami suarakan juga. Jadi kami di sini mengajak solidaritas horizontal untuk mendukung kami membangun dewan rakyat dan mengakhiri sistem yang mendukung oligarki ini," kata Revo saat ditemui di sela-sela demonstrasi, Selasa (20/10/2020).(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita