GELORA.CO - Recep Tayyip Erdogan kembali memberikan pernyataan tegas terhadap Yunani, yang dianggap telah melakukan pelanggaran kedaulatan Turki. Presiden Turki ke-12 itu kembali menantang Yunani untuk menyelesaikan konflik sengketa wilayah di Laut Mediterania Timur.
Dalam sejumlah berita sebelumnya, VIVA Militer melaporkan perkembangan konflik sengketa wilayah yang melibatkan Turki dan Yunani. Tak hanya kedua negara, Yunani mendapat dukungan penuh dari Siprus, Prancis, Italia, dan sejumlah negara Uni Eropa (UE).
Sikap Yunani dianggap Erdogan sangat provokatif. Bagaimana tidak, para pejabat tinggi dan delegasi Yunani secara berkelanjutan menyerukan sikap anti-Turki kepada sejumlah negara, terutama anggota Uni Eropa. Sikap Yunani itu dianggap Erdogan kekakan-kanakan.
Erdogan kembali menegaskan, wilayah perairan Turki adalah yang terbesar di Laut Mediterania dan dengan segala cara akan mempertahankan wilayahnya. Jika Yunani terus melakukan tindakan provkatif, maka Erdogan mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap Yunani.
"Kami membela hak-hak negara kami yang sah dan Republik Siprus Turki di Mediterania Timur. Kami tidak akan mengizinkan siapa pun untuk membatasi negara kami, yang memiliki garis pantai terbesar di (Laut) Mediterania," ujar Erdogan dikutip VIVA Militer dari Orthodox Times.
"Yunani provikatif dan berperilaku kekanak-kanakan, sementara politisinya kurang bermartabat terhadap hak-hak kami. Terlepas dari perilaku kekakan-kanakan Yunani, kami akan selalu benar. Kami akan selalu bertindak dengan itikad baik. Tetapi jika mereka menguji kesabaran kami, mereka akan mendapatkan jawaban yang pantas mereka terima," katanya.
Yunani mengklaim tindakan Turki mengerahkan kapal penelitian Oruc Reis untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas di Laut Aegea, melanggar kedaulatannya.
Di sisi lain, Turki di bawah komando Erdogan merasa Laut Aegea masih masuk dalam wilayahnya. Erdogan geram setelah Yunani secara sepihak mengklaim wilayah perairan itu masuk dalam teritorialnya, setelah menandatangani perjanjian maritim dengan Mesir.
Tak hanya itu, mantan Walikota Istanbul itu kian menunjukkan kemarahannya kepada Yunani setelah berhasil meyakinkan Prancis untuk mendapatkan bantuan militer melawan Turki. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bahkan memerintahkan kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaulle berlayar ke Laut Mediterannia dengan status siap perang.
Erdogan tetap tak peduli meskipun telah menyaksikan kekuatan tempur Prancis dan Yunani. Erdogan menyatakan akan melakukan langkah apa pun untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Turki, baik melalui jalur diplomasi maupun perang.
Hingga saat ini, Angkatan Bersenjata Turki (TSK) terus bersiaga di wilayah Laut Mediterania dengan menggelar latihan tempur gabungan tiga matra. Latihan tersebut diikuti oleh seluruh pasukan darat, laut, dan udara, dengan tajuk Operasi Badai Mediterania,[viva]