GELORA.CO - Awal-awal rencana Menteri BUMN, Erick Thohir mengajak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi di salah satu BUMN sudah banyak mendapat kritikan.
Kritikan tersebut masih terdengar saat Erick menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.
Belum resmi setahun menjabat Komut Pertamina, Ahok kembali mendapat kritikan.
Kali ini, Ahok dikritik karena membongkar sederet borok di internal Pertamina. Dia juga mendorong agar Kementerian BUMN sebaiknya dibubarkan.
Menyerang perusahaan sendiri dan orang dalam, Ahok seolah sudah menyerah, tidak mampu lagi membenahi Pertamina. Seperti biasa, Ahok minta dukungan dan pertolongan publik.
Agustus lalu, Ahok juga mendapat kritikan pedas karena perusahaan minyak negara itu mencatatkan kerugian sebesar 767,92 juta dolar AS atau setara Rp 11,13 triliun (semester I 2020).
Padahal, dia pernah mengatakan, merem saja Pertamina akan untung.
Seiring gelombang kritikan terhadap Ahok, muncul kembali video Wakil Presiden, Maruf Amin yang menyebut Ahok sebagai sumber masalah.
Video berdurasi 19 detik dan 28 detik itu merekam bagaimana Maruf ingin Ahok dihabisi.
"Menurut saya, Ahok itu sumber konflik. Bangsa ini akan konflik, tidak akan berhenti kalau Ahok tidak.... Maka itu.. Maka itu Ahok harus kita habisi... Itu sudah pakainya fikih siyasah namanya," kata Maruf Amin di video viral itu.
Momen kampanye Pilpres 2019 lalu, Maruf Amin sudah menjelaskan soal pernyataannya tersebut. Dia menjelaskan, video yang beredar tidak utuh sehingga terlepas dari konteksnya.
Menurut sang kiai, peristiwa di video itu terjadi saat beberapa ustad mengajaknya untuk mendukung Anies Baswedan menjadi capres di 2019.
"Sekarang saya buka saja, beberapa ustaz waktu itu minta ngajak saya untuk dukung Anies sebagai calon presiden. Dia mengaca itu bisa berhasil ketika Anies mengalahkan Ahok di Jakarta. Begitu," kata Maruf Amin pada 4 Maret 2019.
Saat itu, dia mengaku tidak setuju mendukung Anies di Pemilu 2019. Dia membandingkan kondisi di Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019.
"Saya tak setuju. Saya bilang, kalau Ahok itu, saya waktu itu menggunakan istilahnya itu apa namanya, sumber konflik. Terjadi konflik itu karena Ahok," ucapnya seperti banyak diberitakan media.
"Oleh karena itu, tentu Ahok ya kita harus cegah. Kalau dia terus menjadi konflik akan bangsa ini berkonflik," sambung Ketum MUI itu.
Baginya, Jokowi beda dengan Ahok. Oleh sebab itu, Mauf Amin mendukung Jokowi. Itulah konteks pembicaraan di video tersebut.
"Tapi Pak Jokowi tidak, makanya saya cenderung mendukung Pak Jokowi ketimbang Anies. Biar nanti Anies 2024 ke atas bolehlah, sekarang Pak Jokowi. Konteksnya itu. Nah akhirnya mereka beralih, dari mendukung Anies menjadi pendukung Prabowo, saya kira itu," jelasnya.
"Jadi waktu itu saya bilang saya nggak setuju. Pak Jokowi berbeda dengan Ahok. Ahok itu sumber konflik. Kalau Pak Jokowi kan bukan," lanjut Maruf Amin. []
Entah Muncul Darimana, Tetiba Ahok Muncul Diatas Muka Bumi dan Bikin Gaduh Lagi, Wapres Maruf Amin : Ahok Sumber Konflik.pic.twitter.com/vNaYC0gQTZ— Lambe Waras (@abu_waras) September 17, 2020