GELORA.CO - Pengurus Besar Nahdalatul Ulama meminta Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak melakukan tindakan yang mengesankan sebagai perusak perusahaan migas pelat merah itu.
Ketua PBNU Bidang Ekonomi, Umarsyah melihat selama ini yang nampak dari kerja Ahok hanyalah mengeluh dan menyalahkan berbagai pihak.
Dalam pandangan Umarsyah, seharusnya dengan kehadiran Ahok, dia mampu melihat kondisi objektif Pertamina yang birokrasinya terlampau gemuk dan mengandalkan proyek internal dengan melibatkan anak cucu perusahaan.
Selama Ahok menjabat Komut Pertamina yang menonjol justru keluhan yang terindikasi kegagalan sebagai seorang Komut.
"Kalau ungkap bobrok Pertamina boleh, tapi jangan salahkan anak buah, ini proses yang panjang. Kalau ingin buka borok Pertamina cari solusi objektif, harusnya Ahok memberi alternatif untuk mencari solusi mengatasi persoalan. Pengenalan masalah itu 50 persen penyelesaian masalah, tidak menyalahkan pihak lain, apalagi atasannya, sangat tidak pantas," demikian pandangan Umarsyah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/9).
Lebih lanjut Umarsyah menilai, selama ini Ahok terkesan sering keluar jalur dari tugas pokok fungsinya. Menurut Umar, Ahok merupakan seorang Komisaris yang bertugas mengawasi, bukanlah seperti Dirut yang memiliki kewenangan eksekutif.
"Kalau seandainya dia fokus jalani pengawasan maka dia akan mudah menemukan masalah besar di Pertamina," tandas Umarsyah.
Umar kemudian mencontohkan sikap Ahok yang mengumbar aib Pertamina soal ekspansi ke luar negeri.
Umar meyakini, mengacu pada regulasi tata kelola BUMN, keputusan Pertamina melakukan ekspansi ke luar ngeri tidak mungkin tanpa sepengetahuan Mantan Gubernur DKI Jakarta itu yang saat ini menjabat Komut.
Umar juga mengingatkan Ahok bahwa penunjukan dirinya menjadi Komut Pertamina juga merupakan bukti orang titipan Presiden Jokowi.
Dengan demikian, Ahok harus sepenuhnya sadar bahwa ketika dia menuding sebagian besar komisaris adalah orang titipan hal itu justru menujuk mukanya sendiri.
"Kesimpulannya Ahok bukan siapa-siapa, tidak melakukan apa kecuali Ahok destroyer (perusak), bukan pemimpin yang memperbaiki tapi pemimpin yang mengacak-acak (Pertamina)," pungkas pria asal Metro Lampung itu.
Umarsyah mengaku kecewa kepada Ahok karena hampir setahun menjabat Komut yang muncul justru pernyataan secara terbuka yang membuka borok di PT Pertamina.
Dalam tayangan youtube yang tayang sempat heboh sejak pertengahan September lalu, Ahok mengaku jengkel dengan sistem penggajian yang terlalu besar, termasuk mantan Direksi yang masih mendapat gaji pokoh ratusan juta.
Selain itu, Ahok mengaku sering tidak dilibatkan dalam penentuan direksi atau komisaris anak perusahaan Pertamina dan melakukan lobi politik langsung kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam tayangan youtube itu, Ahok juga mengusulkan agar Kementerian BUMN dibubarkan dan membentuk holding seperti di Singapura yakni Temasek.
Ahok berpandangan seluruh BUMN perlu dibubarkan dengan membentuk korporasi baru yang lebih profesional dan jauh dari kepentingan politis. (Rmol)