GELORA.CO - Ucapan putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, terkait harapannya agar Sumatera Barat menjadi pendukung negara Pancasila membuktikan minimnya pengetahuan soal kontribusi politik Sumbar.
Demikan pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Poltical Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/9).
“Selain minim pengetahuan kontribusi politik Sumbar, sekaligus menihilkan tokoh-tokoh kunci Sumbar di masa awal kemerdekaan hingga masa kini,” kata Dedi.
Dedi membaca dua hal terkait pernyataan Puan tersebut. Pertama menandakan kekecewaan Puan terhadap hasil perolehan suara PDIP di Sumbar.
Sebab, pada Pemilu 2019, pemilih Sumbar cenderung mengarah kepada ideologi politik Islam. Sementara itu ada stereotipe pemilih, jika Islam seolah berlawanan dengan PDIP.
Kedua, Puan menggiring opini agar kecenderungan pemilih di Sumbar kembali ke PDIP, yang dalam anggapannya partai paling Pancasilais. Ini sekaligus menegaskan jika Puan sedang menciptakan klasterisasi pemilih Sumbar, Pancasila harus PDIP.
Pernyataan Puan Maharani, menurut Dedi, cukup berbahaya. Lantaran seolah-olah mengarahkan bahwa Sumatera Barat hingga saat ini tidak mendukung negara Pancasila.
Namun yang lebih memprihatinkan, lanjut Dedi, Puan hilang akal sehat dan kesadaran bahwa saat ini dirinya merupakan Ketua DPR bukan murni kader PDIP.
“Artinya ujaran sensitif terkait politik seharusnya ia pertimbangkan dampak di publiknya,” demikian Dedi. (*)