GELORA.CO - Tuntutan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat yang meminta pemerintah mengubah hari lahir Pancasila menjadi 18 Agustus, bukan 1 Juni, mendapat respons anggota DPR RI.
Legislator PDI Perjuangan, Rahmad Handoyo, mempertanyakan motivasi KAMI yang ingin mengubah hari lahir Pancasila yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden 24/2016 tersebut.
“Usulan hari lahir Pancasila menjadi tanggal 18 Agustus, saya justru bertanya ada apa? Kenapa? Sama-sama sudah diputuskan hari konstitusi tanggal 18 Agustus, hari konstitusi menjadi hari yang sakral yang telah ditetapkan oleh Presiden pada 2008 yang lalu. Kemudian juga hari lahirnya Pancasila itu juga dalam rangka negara menghormati sebuah jasa-jasa besar dari founding father bangsa,” ucap Rahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (8/9).
Rahmad mengatakan, pemerintah dalam hal ini presiden telah mengambil suatu keputusan untuk menetapkan hari lahir Pancasila dan hari konstitusi sehingga tidak perlu ada lagi keraguan.
Dia justru bertanya kenapa kenapa baru sekarang KAMI melakukan protes dan meminta mengganti hari lahir Pancasila. Tidak pada saat pemerintah melakukan penyusunan maupun penetapan hari lahir Pancasila.
“Jadi suatu hal yang sudah diputuskan kemudian tidak substansi tidak mengerti sejarah, seolah-olah tidak mengerti sejarah, seolah-olah meluruskan sejarah, menjadi pertanyaan besar. Ada apa sebenarnya? Motifnya apa itu? Keinginan untuk mengubah itu motivasinya apa?” tegasnya.
Jelas-jelas itu sudah diputuskan dan semua pihak mengamini kok tiba-tiba ada segelintir mengatasnamakan tokoh yang akan memperbaiki bangsa,” tandasnya(rmol)