GELORA.CO - Wasekjen MUI, Ustaz Tengku Zulkarnain menyindir Menteri Agama, Fachrul Razi yang menyebut radikalisme masuk masjid lewat anak good looking.
“Ada pejabat yg terang terangan bilang: “Terorisme masuk lewat masjid dan anak good looking”. Sudah berani terang terangan mengatakan RADIKALISME masuk lewat MASJID? Apa kalian mau menutup masjid kayak di China sana, ya?,” kata Tengku Zulkarnain di akun Twitternya, @ustadtengkuzul.
Tengku Zul meminta Fachrul Razi bicara pakai data, berapa banyak hafizh Alquran yang radikal dan menjadi teroris.
“Dan bandingkan dengan berapa banyak manusia yang tidak mendalami agama jadi Penjual Diri, Rampok, Maling, Koruptor, H0m0, Pengkhianat Bangsa, Penjual Negara,” tegas Tengku Zul.
Tengku Zul mengungkit kasus pesta seks sesama jenis yang melibatkan 56 pria di sebuah Apartemen di Jakarta Selatan.
“Pesta Seks sesama jenis yg ditangkap Polisi kemarin, adakah yg Hafizh Al Qur’an dan Imam Masjid, terutama di masjid kantor Pemerintah?,” tanya Tengku Zul, Jumat (4/9).
“Para koruptor yang kabur keluar negeri, adakah di antara mereka yg Hafizh al Qur’an atau Imam masjid? Yg disuap Djoko Tjandra ada yg Hafizh?,” kata Tengku Zul lagi.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi membeberkan cara masuknya kelompok radikalisme ke masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat.
Salah satunya dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni.
“Caranya masuk mereka gampang. Pertama, dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk,” kata Fachrul dalam webinar bertajuk ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’, di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9).
Fachrul menyatakan orang itupun perlahan-lahan bisa mendapatkan simpati dari para pengurus dan para jemaah masjid. Salah satu indikatornya, orang tersebut dipercaya menjadi imam hingga diangkat menjadi salah satu pengurus masjid.
Setelah mendapatkan posisi strategis tersebut, lanjut Fachrul, orang itu mulai merekrut sesama rekan-rekannya yang memiliki pemahaman radikal lainnya masuk menjadi pengurus masjid.[psid]