GELORA.CO - Tokoh Pers Sumatra Barat, Hasril Chaniago, menyarankan Puan Maharani minta maaf karena mengatakan Sumatra Barat tidak Pancasilais.
"Mohon kawan-kawan di PDI-P membujuk mbak puan untuk minta maaf kepada orang Minang soal tidak Pancasilais tersebut. Minta maaf itu bukan memalukan, bukan juga karena kesalahan. Minta maaf malah sebuah kehormatan. Orang menunggu mba puan untuk minta maaf, gak bisa diwakilkan," kata Hasil Chaniago pada acara Indonesia Lawyers Club TV One, Selasa (8/9/2020) dengan teman 'Sumbar Belum Pancasilais?".
Hasril melanjutkan, permintaan maaf itu tidak bisa diwakilkan karena bagi orang Minang, "tangan mencencang, bahu memikul". Jadi memang harus Puan Maharani sendiri yang harus meminta maaf langsung kepada masyarakat minang soal kata-kata tidak Pancasilais tersebut.
"Tidak perlu Arteri Dahlan, Basarah atau Irma Suryani Chaniago untuk menjelaskan ini. Cukup mba Puan mengatakan, jika salah memahami perkataan saya, tolong dimaafkan ya. Saya rasa tidak perlu sampai ke ILC seperti ini. Tapi minta maafnya setelah ILC ini ya," katanya.
Hasril juga mengatakan, saat ini dia sudah masuk dikategori ninik mamak, dimana ninik mamak itu kalau berkata itu menyelesaikan. Beda dengan pemuda yang memang harus berkata keras. Makanya pemuda Minang agak 'keras' dalam berkata.
"Pemuda kita disuruh tabayyun, tolonglah dijembatani. Dan jika mba Puan datang akan kami sambut dengan payung kuning. Kita jamin aman. Kita orang Minang ini beralam lapang," ujarnya lagi.
Ada yang mengatakan Sumbar itu daerah garis keras. Hasril mengakui orang Minang kalau menegakan kebenaran memang sangat keras tapi untuk yang lain orang Minang sangat toleransi. Dan garis keras pun, orang minang itu memberontak tetap dalam NKRI, makanya namanya tetap PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia).
Pada kesempatan itu Hasril Chaniago juga mengingat status di akun facebooknya setahun lalu, pada tanggal yang sama, "Salim Said mengatakan banyak masalah di Indonesia karena pemimpin tidak mengerti sejarah". Ini juga mengingatkan dia dengan perkataan Puan Maharani soal Semoga Sumbar mendukung negara Pancasila.
Ia menilai, akar masalah dari semua ini karena pemahaam kita terhadap sejarah sangat kurang. Ia kemudian juga menjelaskan bagaimana sangat sayangnya orang Minang kepada Soekarno. Kemudian bagaimana cara orang Minang kemudian mengkritisi Soekarno saat memasukan komunis pada pemerintahan di tahun 1950-an.
"Orang minang mengkritisi Soekarno karena dianggap telah menyimpang dari Pancasila. Ini adalah sejarah yang harus dipahami oleh siapapun, tidak hanya mba Puan," katanya lagi.
Pada kesempatan itu, Hasril juga mengingatkan Megawati soal PDI-P tidak pernah menang di Sumbar. Gamawan Fauzi adalah calon gubernur yang didukung oleh PDI-P Sumbar dan menang, kemudian menjadi gubernur Sumbar.
"Gamawan Fauzi didukung oleh PDI-P dan menang," ujarnya. (*)