GELORA.CO - Perputaran roda ekonomi telah terganggu sejak masuknya wabah COVID-19 pertama kali ke Indonesia. Kini pemerintah tengah berjibaku untuk menyembuhkan kembali perekonomian.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pihak yang memikul beratnya tugas tersebut. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 sudah terkontraksi -5,3%, jika kuartal ini kembali minus maka Indonesia jatuh resesi.
Sri Mulyani menjelaskan betapa beratnya memulihkan ekonomi di kondisi saat ini. Apalagi krisis karena pandemi saat ini sangat berbeda dengan krisis sebelumnya seperti di 2008-2009 dan 1997-1998.
Untuk mengatasi krisis ekonomi saat ini tentu yang sangat krusial adalah menangani wabah itu sendiri yang menjadi akar permasalahannya. Menurutnya dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan, penyelesaian masalah itu bertambah sulit.
"Dalam hal ini pemulihan ekonomi akan sangat bergantung pada tujuan, pertama menangani masalah bagaimana kita akan dapat menahan jumlahnya. Itu sulit. Apalagi Indonesia adalah negara besar dan negara kepulauan," ujarnya dalam ADB Annual Meeting Virtual 2020, Jumat (18/9/2020).
Oleh karena itu, Sri Mulyani bilang Indonesia membutuhkan koordinasi yang kuat baik di pemerintahan pusat maupun daerah untuk mengatasi penyebaran wabah COVID-19.
Kasus positif di Indonesia terbilang sangat besar. Per hari ini jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 236.519.
Sri Mulyani melanjutkan, seiring dengan upaya itu, pemerintah juga harus meminimalisir dampak negatif dari COVID-19 terhadap perekonomian. Baik dari sisi permintaan maupun produksi.
"Upaya kami akan terus menggunakan instrumen fiskal ini dengan dukungan bank sentral agar kami dapat memulihkan ekonomi dari tantangan yang sangat luar biasa yang kami hadapi saat ini," tutupnya.(dtk)