GELORA.CO - Pernyataan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang membongkar kebobrokan di perusahaan BUMN justru memicu banyak pertanyaan di masyarakat.
Bahkan, Ahok dinilai seharusnya tidak berkoar-koar ke publik ketika mengetahui ada persoalan di tubuh perusahaan-perusahaan plat merah.
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, pun mengaku heran terhadap sikap Ahok yang baru sekarang koar-koar setelah diangkat menjadi Komut Pertamina pada 25 November 2019 lalu.
"Ada apa kok tiba-tiba Ahok muncul di publik, apalagi muncul dan tiba-tiba mengungkap bobrok internal Pertamina? Ini kan sama saja mengumbar aib keluarga besar Pertamina. Mestinya kalau bisa bekerja tidak perlu diumbar ke publik. Di mana ada masalah langsung eksekusi," ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/9).
Karena, kata Saiful, jika semuanya diumbar ke publik akan merugikan perseroan tersebut. Padahal, Ahok diangkat karena diyakini dapat membereskan kebobrokan di Pertamina. Bukan untuk mengumbar kebobrokan ke publik.
"Semakin Ahok umbar kebobrokan Pertamina ke publik, semakin publik menilai Ahok tidak bekerja dengan baik. Atau memang Ahok tidak berdaya di bawah bayang-bayang Direksi Pertamina, sehingga ingin melegitimasi publik?" kata Saiful.
Sehingga, Saiful menilai seharusnya Ahok bisa menahan diri dan memperbaiki semua persoalan yang ada di Pertamina.
"Saya berpendapat tidak perlulah koar-koar di media, apalagi ini kan bukan soal politik, ini soal managemen BUMN. Mestinya bisa lebih menahan diri. Kalau seperti saat ini kan sama halnya dengan membuka aib Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. Atau memang Ahok merasa Erick tidak kompeten sebagai Menteri BUMN?" pungkas Saiful. []