GELORA.CO - Isu soal PKI gaya baru yang diembuskan mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo mendapat sejumlah respons dari masyarakat. Bahkan ada yang menduga Gatot mendompleng KAMI untuk memuluskan langkahnya menuju 2024.
Terlebih lagi, Gatot belakangan sering muncul dan seolah telah menjadi sosok penting di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Padahal, masih banyak tokoh-tokoh lain maupun pentolan KAMI yang seharusnya lebih menonjol dari Gatot Nurmantyo.
"Kita semua tidak tahu apa tujuan akhir KAMI, dan siapa donatur utama di belakangnya? Apakah Gatot atau siapa. Jangan sampai Gatot memanfaatkan KAMI untuk kepentingan pribadinya. Karena saya lihat justru banyak pentolan-pentolan lain di KAMI yang seharusnya lebih menonjol ketimbang Gatot Nurmantyo," ujar pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/9).
Sehingga, lanjut Saiful, agar tetap solid KAMI harus bisa mengontrol agar tidak ada tokoh yang paling menonjol.
"Saya kira kalau ingin solid, KAMI jangan sampai ada pihak yang terlalu dan paling menonjol, karena tentu bisa merugikan organisasi," sambungnya.
"Apalagi Gatot membawa-bawa nama PKI, ini kan bisa memecah-belah semua. Kalau mau tunjuk siapa PKI yang dimaksud Gatot, jangan ambigu seperti saat ini," tegas Saiful.
Karena, jika Gatot kerap menyampaikan narasi PKI tanpa menunjuk secara jelas siapa yang menjadi bagian PKI itu, maka rakyat akan menganggap KAMI hanya dimanfaatkan Gatot secara pribadi.
"Kalau kondisi seperti ini terus terjadi, maka bisa jadi rakyat menganggap KAMI dimanfaatkan Gatot secara pribadi untuk tujuan yang diinginkannya," pungkas Saiful.
Isu PKI ini kembali muncul ke permukaan setelah Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam surat tersebut Gatot menyebut ada dugaan kebangkitan komunisme atau PKI gaya baru di Indonesia saat ini.
Pernyataan Gatot tersebut pun menuai respons beragam di masyarakat. (Rmol)