GELORA.CO - Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan menggelontorkan dana sebesar Rp 20 triliun untuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) dalam rangka menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya mendapat kritikan tajam.
Salah satunya dari mantan sekretaris Kementerian BUMN Said Didu. Dia mempertanyakan sikap Sri Mulyani yang begitu mudah menggelontorkan dana besar untuk menambal sebuah perusahaan yang dirampok.
Said Didu lantas membandingkan dengan sikap Sri Mulyani di tahun 2007. Di mana saat itu, Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menolak permintaan penanaman modal negara (PMN) dari Jiwasraya sebesar Rp 3 triliun. Permintaan itu sendiri didasarkan karena Jiwasraya terkena dampak krisis 1998.
“Ibu Menkeu yth, thn 2007 Jiwasaraya minta PMN utk penyehatan krn dampak krisis 98 sbsr Rp 3 trilyun dan saat itu Ibu menolak. Skrg Jiwasraya dirampok dg gampang Ibu berikan dana Rp 20 trilyun,” tanyanya dalam akun Twitter pribadi, Kamis (17/9).
“Jumlahnya seperti jumlah yang dirampok. Modus Century lagi?” sambungnya.
Anggaran sebesar Rp 20 triliun disiapkan Menkeu Sri Mulyani untuk membantu penyelesaian klaim PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada 2021. Anggaran ini ditetapkan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) di PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI.
Anggaran BPUI ini naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 6,28 triliun. (Rmol)