GELORA.CO - Rumah Sakit Khusus Infeksi Pulau Galang, Batam, rusak diterjang angin kencang. Rusaknya proyek senilai Rp 400 miliar itu mendapat komentar pedas dari mantan sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu.
Rabu (16/9/2020), atap dan dinding Rumah Sakit khusus Covid-19 di Pulau Galang copot dan beterbangan akibat ditiup angin kencang.
"Sekitar pukul 01.30 WIB hujan deras disertai angin kencang dan pada pukul 2.30 WIB seng beterbangan semua, di bangunan karantina 240," kata Kepala RSKI COVID-19 Pulau Galang Kolonel Khairul Ihsan melalui sambungan telepon.
Gedung karantina yang diisi 160 orang terkonfirmasi positif COVID-19 rusak. Seluruh pasien yang dirawat dipindahkan ke gedung yang berlokasi di sebelahnya.
Mengamati kondisi rumah sakit yang dipersiapkan pada bulan Maret 2020 lalu, Said Didu berpendapat bahwa proyek infrastruktur kesehatan itu memalukan.
"Proyek memalukan!" demikian keterangan Said Didu dikutip dari Twitter-nya saat mengomentari cuitan jurnalis senior Uni Zulfiani Lubis tentang kerusakan RS Pulau Galang.
Mengutip dari situs www.pu.go.id, pembangunan Rumah Sakit Pulau Galang menghabiskan anggaran sebesar Rp 400 miliar. Dana ini diambil dari anggaran refocussing kegiatan Kementerian PUPR yang senilai Rp 1,66 triliun.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun rumah sakit ini sebagai proyek mendesak untuk percepatan penanganan Covid-19 bersama dengan renovasi Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Rumah Sakit Pulau Galang ini resmi beroperasi sebulan setelahnya yakni pada 6 April 2020.
Pada bulan Maret lalu, Presiden Jokowi mengungkapkan, pemerintah sedang menyiapkan rumah sakit khusus penyakit menular termasuk untuk menangangi pasien virus corona Covid-19, di Pulau Galang, Kepulauan Riau.
Namun, Jokowi mengatakan pemerintah tidak menbangun rumah sakit baru, melainkan merenovasi yang sudah ada.
"Saya tadi bilang tidak membangun ya. Fasilitas itu sudah ada tapi lama tidak digunakan, akan direnovasi dalam waktu yang sangat cepat," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta (3/3/2020).
Diterjang angin kencang
Kepala RSKI COVID-19 Pulau Galang Kolonel Khairul Ihsan mengatakan bahwa bencana angin kencang itu merobohkan atap dan dinding rumah sakit karena berlokasi di alam terbuka.
"Karena berbatasan langsung dengan alam terbuka, sehingga enggak ada penahan angin, mungkin. Kalau yang di ruang 50 aman," katanya.
Pihaknya langsung berupaya memperbaiki bagian yang copot. Namun, kondisi bahan tersebut tidak bisa digunakan kembali karena rusak.
"Hari ini kami laporkan ke bagian pemeliharaan vendornya. Kami masih ada kontrak kerja, karena itu belum sampai enam bulan," kata dia.
Sebagai antisipasi ke depan, ia berharap vendor memasang bagian bangunan lebih kuat agar tidak mudah copot dihantam angin.
"Takutnya bangunan itu pakunya kurang, gimana ya, kok bisa terbang," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19, terdapat 228 orang terkonfirmasi positif COVID-19 yang hingga kini masih dirawat di RSKI Pulau Galang. (*)