GELORA.CO - Menyambut susunan kepengurusan baru Partai Gerindra periode 2020-2025, politisi Gerindra, Arief Poyuono menegaskan pentingnya partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu segera mempersiapkan matang-matang pencolonan kembali ketua umum partai pada Pilpres 2024.
"Mumpung masih ada waktu panjang. Partai harus mengupayakan kekuatan hukum tetap yang menyatakan Prabowo Subianto bersih dan tidak terlibat dalam kerusuhan Mei 1998 yang berbau SARA dan tidak terlibat dalam penculikan aktivis PRD yang sampai saat ini masih hilang," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra periode lalu ini kepada wartawan, Rabu (16/9)
Hal ini penting karena menurut Arief Poyuono, kekalahan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan 2019 disebabkan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu yang kerap dikaitkan dengan sosok mantan Danjen Kopassus itu.
Sebagaimana telah terjadi pada dua pilpres yang lalu, isu terkait kasus penculikan dan pembunuhan aktivis 1998 berhembus kencang. Lalu juga kerusuhan Mei, yang disebut-sebut didalangi oleh Prabowo Subianto.
"Ada juga fitnah bahwa dia adalah pelaku utama kerusuhan Mei. Dia dituding melakukan kejahatan-kejahatan yang sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia dalang dan pelaku penculikan dan pembunuhan para aktivis, kan belum ada pengadilannya," ucap Arief Poyuono.
"Setiap pemilu, setiap pilpres, selalu dibuka kasus penculikan, kasus kerusuhan Mei, bahwa diduga dalangnya Prabowo," katanya lagi.
Menurut Arief Poyuono, satu-satunya jalan bagi Prabowo Subianto untuk memenangkan Pilpres 2024 yakni membebaskan dirinya dari jeratan kasus HAM masa lalu. Harus ada keputusan hukum yang tetap, yang menyatakan apakah Prabowo terlibat atau tidak di dalam pembunuhan dan penculikan aktivis, dan juga kerusuhan Mei.
"Karena itu saya sangat berharap bahwa dari trah keluarga Prabowo itu lahir pemimpin seperti Saraswati keponakannya yang nantinya akan memimpin Partai Gerindra ke depan dan menjadi partai yang kuat, sangat maju," tutupnya. (*)