GELORA.CO - Lewat Jurubicara Fadjroel Rachman, Presiden Joko Widodo memastikan tidak akan melakukan penundaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 pada Desember mendatang.
Putusan ini, menurut dugaan anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, lantaran Presiden Jokowi berada dalam posisi dilematis.
“Saya tidak tahu bagaimana pikiran dan perasaan presiden saat memutuskan Pilkada tetap lanjut. Dugaan saya, presiden dalam posisi dilematis saat membuat pilihan Pilkada Serentak Desember 2020 tetap lanjut,” ujar Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (23/9).
Legislator fraksi PKS ini meyakini Presiden Jokowi tengah galau dalam menyampaikan keputusannya. Sehingga menunjuk jurubicara untuk menyambung lidahnya soal keputusan Pilkada Serentak tidak ditunda.
“Saya yakin, dalam hati kecilnya presiden sangat berat untuk melanjutkan Pilkada di tengah pandemi. Karena beliau sudah menyadari bahwa pemulihan kesehatan lebih penting guna menyelamatkan perekonomian Indonesia,” kata Nasir Djamil.
“Akibatnya publik menilai, jangan-jangan karena anak dan menantunya ikut Pilkada sehingga beliau memutuskan Pilkada tetap lanjut. Dugaan publik tentu tidak bisa dihakimi,” imbuhnya.
Dirinya pun menyarankan agar Jokowi melakukan rapat terbatas dengan para pembantunya guna membahas kesiapan pelaksanaan Pilkada agar tidak menjadi klaster baru Covid-19.
Karena itu untuk menjawab dugaan publik itu saya menyarankan presiden segera melakukan rapat terbatas dengan para Menko dan menteri-menteri terkait, guna membahas kesiapan pemerintah menyelenggarakan Pilkada Serentak di tengah pandemi yang belum mampu dikendalikan,” tandasnya. (Rmol)