GELORA.CO - Pemerintah perlu segera menetapkan angka pertumbuhan ekonomi 2021 secara terukur dan realistis. Sebab, target pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5 persen yang disampaikan perlu dikaji lebih mendalam.
Di masa normal saja realisasi pertumbuhan ekonomi sulit untuk dicapai, apalagi sekarang masih dalam masa pandemik yang secara realita ekonomi global dan domestik masih belum pulih," ujar anggota Komisi XI DPR RI, Junaidi Auly, Rabu (2/9).
Anggota Fraksi PKS ini meminta pemerintah fokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun 2021 agar sejalan dengan target RPJMN 2020-2024. Baginya, kualitas pertumbuhan ekonomi tidak kunjung membaik karena target RPJMN sebelumnya gagal dicapai sehingga dikhawatirkan Indonesia akan masuk di middle income countries.
Pemerintah kata dia, juga perlu bekerja keras di tengah bayang-bayang risiko pandemik Covid-19 di 2021 dalam menentukan target pertumbuhan ekonomi.
Ia kemudian menyinggung angka kemiskinan pada triwulan II/2020 yang naik menjadi 26,42 juta orang atau naik 1,63 juta orang dalam enam bulan. Jumlah pengangguran juga diprediksi melonjak menjadi 8,1-9,2 persen atau terjadi tambahan angka pengangguran sekitar 5,23 juta selama tahun 2020.
Oleh karenanya, ia meminta pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka lapangan kerja yang mesti dipercepat dengan peningkatan investasi dan menjaga stabilitas harga pangan yang menjadi komponen terbesar dari alokasi belanja masyarakat.
"Semasa pandemik ini, daya beli masyarakat menurun signifikan karena kebijakan PSBB yang membuat aktivitas ekonomi menurun, bahkan menurut data Bappenas daya beli masyarakat yang hilang mencapai Rp 362 triliun semasa pandemik ini," tutup Junaidi.(rmol)