GELORA.CO - Dua isu pelecehan terhadap perempuan mewarnai awal tahapan Pilkada Serentak 2020.
Awal tahapan Pilkada Serentak 2020 diwarnai isu pelecehan terhadap perempuan. Dua isu ini terjadi di Pilkada Tangerang Selatan dan Pilkada Depok.
Pertama adalah soal cuitan politikus Partai Demokrat (PD) Cipta Panca Laksana soal 'paha calon Wakil Wali Kota Tangsel mulus'. Netizen lalu mengaitkannya dengan satu-satunya calon Wawalkot Tangsel perempuan, yaitu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Kedua adalah pernyataan calon Wakil Wali Kota Depok dari PKS Imam Budi Hartono kepada lawannya, Afifah Alia, yang berasal dari PDIP.
Isu pelecehan pertama yang ramai dibahas adalah terkait Pilwalkot Tangsel 2020. Ini berawal dari kontroversi cuitan Panca yang ramai dibahas sejak pekan lalu. Posting-annya yang viral diduga ditujukan kepada Rahayu Saraswati, satu-satunya calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan yang perempuan.
"Paha calon wakil walikota Tangsel itu mulus banget," demikian cuitan Panca pada akun Twitter-nya, @panca66, seperti dilihat detikcom, Sabtu (5/9).
Cuitan Panca itu kemudian dibalas oleh Said Didu. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu menanggapi dengan istilah 'tak ada foto adalah hoax'.
"Huzzz - no pict hoax," tulis Said Didu di akun Twitter-nya, @msaid_didu, menanggapi cuitan Panca.
Seorang netizen mengirimkan percakapan kedua tokoh itu ke salah satu posting-an Rahayu Saraswati. Perempuan yang akrab disapa Sara itu pun membalas cuitan netizen tersebut. Ia mengatakan pelecehan seksual terhadap wanita tidak ada hubungannya dengan pilihan politik.
"Pelecehan tdk ada hubungannya dgn afiliasi politik, beda pilihan politik bukan berarti bisa dilecehkan, atau krn saya perempuan bukan berarti bisa dilecehkan, pelecehan hanya dilakukan oleh mrk yg berjiwa kerdil & pengecut," kata Sara di Twitter.
Sara mengakui memang cuitan yang viral itu tidak mengaitkan nama dirinya. Namun, Sara mengingatkan, kandidat Wakil Wali Kota Tangsel yang perempuan hanya dirinya.
"Ya, dikatakan bahwa tidak mencantumkan nama. Maka bisa saja yang beliau maksud adalah calon wakil wali kota yang lainnya, yang notabene laki-laki semua. Mungkin saja," tutur Sara.
Saat dimintai konfirmasi mengenai cuitannya yang viral, Panca menyebut pernyataan itu tak ditujukan kepada siapa-siapa. Ia juga mengingatkan tidak menyebut nama siapa pun dalam cuitannya tersebut.
"Tidak ditujukan ke siapa-siapa. Toh saya tidak menyebut nama siapa-siapa," kata Panca melalui pesan singkat, Minggu (6/9).
Menanggapi pengakuan Panca, Sara menilai penjelasan Panca soal 'Paha calon wakil walikota Tangsel itu mulus banget' tidak masuk akal. Menurut politikus Gerindra itu, cuitan Panca sudah jelas ditujukan kepadanya, yang merupakan bakal calon Wakil Wali Kota Tangsel.
"Hmmm... mungkin kurang masuk akal ya. Menurut saya karena jelas yang disebut adalah 'Calon Wakil Wali Kota Tangsel' jadi spesifik," kata Sara melalui pesan singkat, Minggu (6/9).
Namun Sara tak mau berkomentar jauh soal siapa pemilik 'paha mulus' yang dicuit oleh akun Twitter @panca66 milik politikus Partai Demokrat itu. Dia pun menjawab satire dengan menyebut, mungkin soal 'paha mulus' ditujukan kepada bakal calon Wali Kota Tangsel lainnya yang semuanya adalah laki-laki kecuali dirinya.
"Tapi betul itu bisa saja yang beliau maksud bukan saya, bisa Pilar Saga Ikhsan atau Ruhamaben," ucap Sara.
Kritik kepada Panca pun datang secara bertubi-tubi. Apalagi cuitannya di-posting di hari-hari pendaftaran calon kepala daerah sehingga terkesan politis. Demokrat tak mengusung Sara, yang berpasangan dengan calon wali kota Muhamad, di Pilwalkot Tangsel 2020. Muhamad-Sara diusung oleh PDIP, Gerindra, PSI, PAN, Hanura, NasDem, Perindo, Partai Garuda, dan Partai Berkarya dengan total 23 kursi DPRD.
Beberapa menyebut isu yang dibawa Panca ke ranah publik itu merupakan konten 'sampah'. Ada juga yang menuntut Panca meminta maaf, meski hingga saat ini Panca belum mendapat teguran atau sanksi dari partainya.
Akhirnya Panca pun menghapus cuitannya yang menuai kontroversi itu. Ia juga menyampaikan permohonan maaf.
"Sehubungan twit pribadi saya mengenai paha mulus Cawalkot Tangsel sudah terlanjur viral, dengan ini saya mendelete twit tersebut. Mohon maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan twit tersebut. Memang gaya saya di twitter seperti itu. Sekali lagi mohon maaf," kicau Cipta Panca Laksana melalui akun Twitter @panca66, seperti dilihat detikcom, Senin (7/9/2020).
Isu pelecehan terhadap perempuan kedua yang sedang ramai dibahas adalah terkait Pilwalkot Depok 2020. Calon Wakil Wali Kota Depok Afifah Alia mengungkapkan dugaan pelecehan seksual secara verbal yang dialaminya dari lawannya di Pilwalkot Depok, Imam Budi Hartono. Afifah mengaku diajak sekamar oleh Imam saat melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Hasan Sadikin, Bandung.
"Saya, Afifah Alia, kandidat Pilkada Kota Depok 2020, calon Wakil Wali Kota Depok, atas pelecehan yang saya alami, saya marah, atas lontaran yang telah disampaikan oleh Imam Budi," kata Afifah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/9/2020).
Afifah menceritakan kejadian di RS Hasan Sadikin, Bandung, pada 8 September 2020, yaitu hari pertama pemeriksaan kesehatan dan pembagian kamar untuk peserta. Afifah, yang merupakan politikus PDIP, menyebut saat itulah Imam Budi menyampaikan kalimat 'sekamar sama saya saja'.
"Kamar kandidat Pilkada Depok bersebelahan. Saat petugas RS menginformasikan kamar saya, tiba-tiba Pak Imam Budi melontarkan ujaran 'sekamar sama saya saja, Bu Afifah'," kata Afifah.
Afifah menyebut peristiwa itu tak hanya disaksikan oleh dia dan Imam Budi. Ia menyebut ada petahana Wali Kota Depok yang turut menyaksikannya. Politikus PKS itu bahkan malah terpingkal-pingkal ketika mendengar pernyataan Imam, yang sebelumnya merupakan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKS tersebut.
"Sekamar sama saya saja, Bu Afifah', lalu cengengesan. Di sana ada Pak Idris, yang notabene adalah Wali Kota Depok yang sedang mencalonkan diri kembali dalam pilkada, tertawa terbahak-bahak sambil tangannya menunjuk Pak Imam Budi. Mungkin mereka merasa ini adalah hal yang lucu," sebut Afifah.(dtk)