GELORA.CO - Pernyataan Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo bahwa ada kebangkitan PKI gaya baru, menuai polemik.
Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad
Yani mengatakan, mantan Panglima TNI itu hanya bermaksud mengingatkan bangsa ini tentang bahaya komunisme.
Yani mengatakan, mantan Panglima TNI itu hanya bermaksud mengingatkan bangsa ini tentang bahaya komunisme.
Sejarah mencatat, PKI telah melakukan gerakan yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yakni peristiwa Madiun dan tragedi tahun 1965 yang masih lekat di dalam ingatan bangsa ini.
"Hanya mengingatkan masa lalu. Masa yang begitu kelam puluhan tahun yang lalu," kata Yani saat berbincang dengan jpnn.com, Jumat (25/9).
Seperti Gatot Nurmantyo, Ahmad Yani juga menyatakan ada indikasi kebangkitan paham komunis dan partai terlarang itu.
Bau kebangkitan komunis itu langsung mendapat reaksi keras dari kalangan umat Islam.
Ahmad Yani lantas mengkaitkan indikasi kebangkitan komunis dengan lahirnya RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang mendapat penolakan keras dari masyarakat.
"Ditentang umat Islam, bahkan MUI seluruh Indonesia, ormas-ormas Islam dan lain sebagainya. RUU HIP yang sampai saat ini juga belum dicabut dari prolegnas, yang sudah ditentang habis," ucap Yani.
"Nah, apa yang dikemukakan Pak Gatot saya kira dalam konteks itu. Karena anak-anak muda kita sekarang, apalagi pelajaran sejarah mau dibuang, dihapuskan, oleh karena itu Pak Gatot dalam rangka untuk mengingatkan," sambung mantan legislator PPP ini.
Yani juga mengatakan bahwa keberadaan PKI hingga saat ini disamarkan bahkan ditutupi.
Namun anak-cucu PKI tetap mengadakan pertemuan-pertemuan guna membangun narasi bahwa mereka adalah korban dan pemberontakan 30 September 1965 merupakan konflik internal Angkatan Darat.
"Ini narasi diksi yang dibuat sedemikian rupa yang mencoba untuk memutarbalikkan keadaan yang sesungguhnya itu. Bahkan menganggap bahwa PKI adalah korban konspirasi, pergolakan yang ada di Angkatan Darat," jelas Ahmad Yani. (*)