GELORA.CO - Pernyataan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto soal masih banyaknya tenaga kesehatan cadangan yang jumlahnya mencapai 3.500 dokter hingga perawat untuk menangani pandemik Covid-19 di tanah air menuai kontroversi.
Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil menilai ucapan pembantu Presiden Joko Widodo itu tidak menunjukkan empati kepada para tenaga medis yang telah gugur. Bagaimana tidak, perjuangan seorang dokter yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 seolah dijadikan "stok".
"Komunikasi publik sejumlah menteri di kabinet Jokowi sangat buruk dan kurang berempati dengan korban terutama para dokter. Pernyataan itu bisa diinterpretasi seolah olah dokter itu barang yang ada di gudang," kata Nasir Djamil.
"Di Indonesia tenaga kesehatan menghadapi resiko kematian cukup tinggi dibanding koleganya di negara lain dalam musim pandemi Covid-19," sambungnya.
Nasir juga menyesalkan pernyataan mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto itu yang terkesan menegasikan perjuangan tenaga medis. Para dokter yang gugur itu butuh waktu yang tidak sebentar untuk menyabet pedikat dokter hingga menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.
"Terawan lupa bahwa butuh 15 tahun untuk mewujudkan dokter yang mumpuni," sesalnya.
Legislator asal Aceh ini menyadari bahwa tingginya angka kematian dokter di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seperti alat pelindung diri (APD) yang tidak memadai, kurang istirahat, kondisi kesehatan dokter itu sendiri hingga tidak cukupnya kapasitas medis di negeri ini.
Karena itu, ucapan Menkes Terawan menunjukkan kegagalannya dalam mengantisipasi krisis kesehatan yang menimpa Indonesia sehingga para tenaga medis yang gugur seoalah dianggap statistik yang bisa dibackup dengan "stok" baru.
"Ucapan terawan bukanlah cara yang tepat dan cerdas. Dia gagal membenahi manajemen krisis dan mengatasi persoalan. Akibatnya masalah pandemi menempatkan tenaga kesehatan dalam bahaya dan keselamatan masyarakat pun makin terancam," demikian Nasir Djamil.
Menkes Terawan sebelumnya menyebutkan, jumlah tenaga medis telah disiapkan untuk cadangan. Setidaknya sebanyak 3.500 dokter hingga 685 relawan dan 800 tenaga nusantara sehat siap dipanggil jika suatu saat benar-benar dibutuhkan menangani pandemi Covid-19.
"Yang sudah ditempatkan ada sebanyak 16.286 orang tersebar di rumah sakit Covid-19 dan laboratorium sarana kesehatan untuk melayani terkait Covid-19," kata dia usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (14/9). (Rmol)