GELORA.CO - Mengelola keberagaman Bangsa Indonesia akan menjadi berkah apabila dikelola secara baik. Sebaliknya, keberagaman yang meliputi suku bangsa, adat, budaya, bahasa, dan agama akan menjadi bencana jika dikelola secara tidak adil.
Hal itu mengemuka pada Peluncuran Program Konsultasi Publik, Duduak Basamo Menko Polhukam RI, Mahfud. MD Angku Majo Sadeo dengan Tungku Tigo Sajarangan yang digelar di auditorium Gubernuran Sumatera Barat, Rabu (16/09) malam.
Pada kesempatan itu, Mahfud menegaskan bahwa usaha mengelola keberagaman bangsa Indonesia tidak mungkin dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Perlu kebersamaan, keikutsertaan dan dukungan seluruh komponen bangsa, ungkapnya.
Menurutnya, para pendiri bangsa telah mewariskan Pancasila sebagai pedoman agar tetap berada dalam persatuan dan kesatuan. Terdapat tokoh besar Nasional asal Sumatera Barat yang turut andil dalam merumuskan Pancasila.
“Saya kira tidak produktif, kalau kita itu ribut soal Sumatera Barat ini mendukung Pancasila atau tidak, sudah pasti mendukung, lahirnya dari orang-orang sini,” ujar Mahfud.
Oleh karena itu, tutur Mahfud, Pancasila telah menjadi pengikat sekaligus identitas Bangsa Indonesia. Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai yang hidup dan bersumber dari sistem nilai seluruh suku, ras dan agama di Indonesia.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI itu juga mengatakan bahwa sejarah pendirian bangsa menunjukkan agama telah memberi spirit terhadap kehidupan kenegaraan, dimana negara menyatakan setiap pemeluk agama dilindungi.
“Kita orang Islam di Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri ini. Jangan mentang-mentang mayoritas lalu berbuat sewenang-wenang kepada minoritas, karena kita mayoritas itu hanya disini. Sehingga pilihan itu adalah kebersamaan dan kemanusian, jangan bertengkar karena perbedaan agama,” tegasnya.
Sementara Gubenur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dalam sambutannya mengutarakan bahwa Sumatera Barat mempunyai ciri khas yang hingga saat ini masih tumbuh dan hidup berkembang di tengah kehidupan masyarakat. Yakni, peranan Tungku Tigo Sajarangan yang meliputi Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai.
“Musyarawah mufakat itulah menjadi kata kunci budaya Minang yang dilakoni oleh Tigo Tungku Sajarangan, sehingga seluruh persoalan yang ada dimasyarakat bisa diselesaikan,” ungkap Irwan.
Konsultasi publik turut dihadiri jajaran Forkopimda Provinsi Sumatera Barat, pimpinan perguruan tinggi, tokoh masyarakat, Bundo Kanduang serta diikuti perwakilan kabupaten/kota se-Sumatera Barat secara virtual. []