GELORA.CO - Sejak 2004, Lisda Cancer akrab dengan jasad para korban bencana alam, kecelakaan pesawat dan kapal laut, hingga korban maupun pelaku aksi terorisme di tanah air. Melalui keahliannya sebagai dokter gigi forensik, dia bersama para ahli lainnya mengungkap identitas mereka.
"Awalnya tentu tidak nyaman ya, apalagi bila kondisi jenazah sudah tidak utuh lagi. Kami menjadi sangat happy jika berhasil mengidentifikasi identitas para korban," kata Kombes Pol Lisda Cancer tentang profesinya sebagai ahli forensik Polri kepada detik.com, Selasa (1/9/2020).
Semasa menjadi mahasiswa Kedokteran Gigi UI, dia aktif di Resimen Mahasiswa. Karena banyak teman-temannya yang kemudian mengikuti ikatan dinas di TNI / Polri, Lisda pun ikut-ikutan. Selepas dari FKG, dia menjadi dokter gigi di lingkungan Sekolah Polisi Wanita selama 8 tahun, dari 1995 - 2003.
"Waktu pendidikan sebagai Polwan, ya saya diajari menembak dengan pistol maupun senjata laras panjang. Saya pernah jadi Komandan Kompi," tutur Lisda Cancer yang sejak beberapa tahun lalu menjadi Kepala Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Ia pertama kali terlibat di dunia forensik saat menangani para korban ledakan bom di depan Kedubes Australia, 2004. Berikutnya dalam setiap kasus terorisme dan bencana alam maupun kecelakaan pesawat Lisda ikut terlibat. Sejak 2009, dia dan tim DVI Polri beberapa kali diminta bantuannya untuk melakukan uji forensik di sejumlah negara. Saat terjadi kebakaran hutan di Viktoria, Australia, jatuhnya pesawat Air Malaysia di Belanda, dan kecelakaan kapal nelayan Korea di perairan Rusia.
Selain itu, wujud dari pengakuan terhadap kompetensi DVI Polri, Lisda Cancer pernah diminta memberikan pelatihan untuk tim forensik Thailand, Filipina, dan Nepal. Untuk mengenal lebih jauh sosok dan kiprah Lisda Cancer, saksikan selengkapnya di Blak-blakan Lisda Cancer, "Belasan Tahun Menggeluti Mayat" di detik.com, Rabu (2/9/2020).(dtk)