GELORA.CO - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un marah kebijakan pemerintahnya dikritik sejumlah pejabat di Kementerian Ekonomi di tengah pandemi Virus Corona.
Sedikitnya 5 pejabat langsung dieksekusi lantaran mengkritik kondisi perekonomian Korea Utara di tengah wabah Covid-19 saat ini.
Para pejabat partai komunis diperkirakan ditembak oleh regu tembak pada 30 Juli lalu setelah berbicara tentang kebijakan ekonomi rezim Kim Jong Un.
Diketahui, rezim Kim Jong Un telah membuat negara itu menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
Dailymail.co.uk memberitakan, rincian percakapan mereka dikatakan telah dilaporkan kembali ke atasan mereka sebelum mereka dipanggil ke sebuah pertemuan dan ditangkap oleh polisi rahasia.
Kelima pria tersebut, yang menghadiri pesta makan malam, secara terbuka membahas stagnasi ekonomi negara bangsa yang termiliterisasi serta perlunya reformasi industri karena terus memproduksi sedikit barang konsumsi untuk warganya yang miskin.
Outlet tersebut mengatakan bahwa kepala Kementerian Ekonomi, serta Kim Jong-Un sendiri, diberitahu tentang komentar tersebut sebelum pihak berwenang meluncurkan penyelidikan internal.
Dipercaya bahwa para pekerja yang tidak menaruh curiga dipanggil ke pertemuan sebelum mereka ditangkap, dipaksa untuk mengaku merusak rezim, dan dieksekusi.
Daily NK juga mengatakan bahwa keluarga mereka dipindahkan ke kamp politik di Yodeok, Hamgyeongnam-do, yang terkenal karena menampung para pembangkang politik.
Eksekusi yang dituduhkan telah memicu kekhawatiran bahwa pembersihan telah kembali setelah awalnya menyapu negara itu pada tahun 2011 menyusul kematian mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-il.
Itu terjadi setelah dilaporkan bahwa Kim Jong-Un menampilkan kepala pamannya setelah mengeksekusi jenderal yang kuat dengan regu tembak. []